LAPORAN KONSELING KARIR INDIVIDU

DISUSUN
UNTUK MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH PRAKTIKUM BK KARIR
DOSEN
PENGAMPU: EDI PARTOYO
OLEH
:
MOCHAMMAD
ALI SADIKIN
1114500006
BK/3A
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2015
IDENTITAS
A. Konselor
Nama :
Mochammad Ali Sadikin
B. Konseli
Nama
:
Tsaltsa Nazzila Faaza
Kelas :
VIII (delapan)
Sekolah : SMP N 17 KOTA TEGAL
C. Orang
Tua/Wali
Nama : Eltsanny Riam Mahibbba
No.
Hp : 0857 86 222 574
PELAKSANAAN KONSELING
A. Pendekatan
Treat And Factor
Hubungan
konselor dengan konseli merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat
pribadi dalam hubungan tatap muka. Konselor bukan hanya membantu individu atas
apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor juga mempengaruhi konseli
berkembang ke satu arah yang terbaik baginya. Konselor memang tidak menetapkan
tetapi memberikan pengaruh untuk mendapatkan cara yang baik dalam membuat
keputusan.
Konseling
trait and factor bertujuan: (1) membantu individu mencapai perkembangan
kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia; (2) membantu individu dalam
memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai
kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan
tujuan-tujuan hidup dan karir; (3) membantu individu untuk memperbaiki kekurangan,
tidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi
kepribadian; dan (4) mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam
penilaian diri dengan mengggunakan metode ilmiah.
B. Proses
Tahapan Konseling
·
Analisis
Konselor melakukan
sebuah wawancara/percakapan ringan dengan seorang konseli yang bernama konseli.
Sehingga didapatlah informasi sebagai berikut:
Konseli adalah seorang
siswa smp yang duduk di kelas delapan. Meskipun masih dini, ia sudah memiliki
keraguan dalam menentukan langkah setelah lulus SMP. Konseli merasa bimbang
harus melanjutkan ke jenjang SMA atau SMK. Selintas memang sama saja, tapi
keluarganya merekomendasikan untuk masuk ke SMA.
Padahal niat hatinya
ingin melanjutkan ke SMKK N 1 Tegal untuk mendalami dunia kecantikan atau pun
desain pakaian yang memang sudah menjadi bakatnya. Keluarga memintanya masuk SMA
karena merasa untuk terjun ke dunia yang menjadi bakatnya bisa di bangku kuliah
untuk lebih kompleksnya. Sementara dia bercita-cita sebagai menjadi seorang
aktris.
·
Sintesis
Setelah melakukan
wawancara/percakapan ringan, konselor meminta konseli untuk menceritakan
hal-hal yang disuka dan kurang suka sehingga didapat:
Konseli sangat menyukai
dunia seni, terutaa menyanyi dan menggambar. Bakat konseli lebih condong ke
menggambar. Dibuktikan dengan salah satu gambarnya yang tersaji apik layaknya
mahasiswa jurusan seni. Konseli sangat mahir dalam memadu-padankan warna
menjadi gradien-gradien indah sehingga kontras terlihat. Selain itu, dari
percakapan yang dilakukan diketahui kelemahan konseli. Diantaranya adalah:
1. Konseli
merupakan orang yang tertutup. Sangat sulit dalam membujuk kllien untuk
menceritakan rasa senang dan dukanya.
2. Konseli
termasuk orang yang pemalu terhadap lawan jenis.
3. Namun
konseli termasuk orang yang pemberani saat dikelas. Keterangan ini didapat dari
wali kelas konseli.
·
Diagnosis
-
Identifikasi Masalah
Proses konseling
mengidentifikasi bahwa masalah yang timbul adalah kurangnya komunikasi antara konseli
dan keluarga.
-
Sebab-Sebab
Masalah yang ditemui
disebabkan karena kurangnya komunikasi antara konseli dan keluarga, hal ini
merupakan dampak dari sifat konseli yang tertutup.
-
Prognosis
Setelah diketahui
masalah dan sebabnya maka, yang dibutuhkan konseli hanyalah komunikasi antara konseli
dan keluarga. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan bantuan konselor sebagai
pihak ketiga.
·
Konseling
Proses konseling menghadirkan
konseli dan kakak konseli guna mengatasi kesalahan komunikasi yang ada pada
keduanya. Proses ini dilakukan di rumah konseli.
Konselor mendatangi
rumah konseli untuk melakukan konseli. Pada awalnya konselor bertemu dengan
kakak konseli. Sebelumnya Konselor mengucapkan salam dan menjelaskan maksud
dari kedatangannya. Maksud kedatangannya adalah untuk melakukan konseling
berupa pengisian instrumen tes bakat dan minat konseli.
Pengisian ini bertujuan
untuk mengetahu bakat dan minat konseli kedepannya sehingga konseli tidak salah
langkah. Setelah pengisian instrumen, proses konseling akan dilakukan dengan
konseli melalui teknik treat and factor.
Dalam kasus ini,
terjadi kesalahan komunikasi antara konseli dan keluarga. Maka, kaka konseli di
minta keterangan untu diwawancarai mengenani masalah yang dihadapi oleh
konseli.
Proses konseli terjadi
dengan suasana yang rileks dan santai. Sehingga konseli dapat mengutarakan
keinginannya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah
menggali informasi dari konseli tentang minat dan bakatnya, konselor kemudian
menggali informasi dari kakak konseli mengenai keinginan keluarga untuk
menyekolahkan konseli di jenjang SMA bukan SMK seperti yang diinginkan konseli.
Keluarga menganggap SMA lebih baik dari SMK karena memberikan ilmu pengetahuan
murni yang lebih dapat dimanfaatkan nantinya untuk masuk keperguruan tinggi
negeri.
Setelah mendapatkan
informasi dari dua narasumber, konselor mengakhiri proses konseling dan akan
dilakukan tindak lanjut dipertemuan mendatang. konselor mengakhiri proses
konseling dan meninggalkan rumah konseli.
Pada proses konseling,
konselor memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1.
Attending
Konselor
melakukan eye contact atau kontak mata secara bergantian terhadap konseli dan
kakak konseli selama pembicaraan berlangsung. Konselor juga menujukan empati
dalam mendengarkan pernyataan konseli.
2.
Responding
Konselor
mengundang pertanyaan terbuka untuk melihat respon konseli, seperti “bagaimana
perasaan kamu saat kamu sedang menggambar?”
3.
Personalizing
Konselor
menyatakan ulang inti pernyataan yang konseli katakan. Dalam hall iini, konseli
berkeinginan untuk masuk ke sekolah menengah kejuruan untuk lebih fokus pada
minatnya dalam mendesain busana. Konselor mempertanyakan ulang atas kesungguhan
minat konseli terhadap pemilihan karirnya. Konselor memberikan
pandangan-pandangan lain kepada konseli untuk melihat sudut-sudut lain suatu
masalah.
4.
Initiating
Konselor
mengarahkan konseli untuk bertindak. Pengarahan diberikan agar konseli tidak
merasa menyesal dalam memilih jalur karirnya. Konselor memberikan
penjelasan-penjelasan ringan mengenai keuntungan dan kelemahan apa yang konseli
pilih. Dalam hal ini melanjutnkan studi di jenjang SMK yang tentunya sangat
bertolak belakang dengan keinginan keluarganya.
Konselor
memberikan pengarahan untuk lebih dimatangkan lagi dalam memilih jenjang karir.
Karena waktu yang dimiliki juga masih cukup untuk menimbang ulang keinginan
konseli;
·
Tindak
Lanjut
Tindak lanjut yang diberikan berupa
memberikan bantuan kepada konseli dalam menghadapi masalah baru dengan
mengingatkannya kepada masalah sumbernya sehingga menjamin keberhasilan
konseling. Teknik yang digunakan konselor disesuaikan dengan
individualitas konseli, mengingat bahwa individu itu sifatnya unik, sehingga
tidak ada teknik yang baku yang berlaku untuk semua konseli. Teknik
tersebut adalah teknik client centered teraphy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar