BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan “ gejala belajar”, dalam
arti mustahilah melakukan kegiatan itu, kalau kita belajar terlebih dahulu.
Misalnya, kita mengenakan pakaian kita makan dengan menggunakan alat-alat
makan, kita berkomunikasi dengan satu sama lain dalam bahasa nasional, kita
bertindak sopan, kita menghormati bendera sang merah putih, kita mengemudika
kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Gejala-gejala belajar semacam itu
terlalu banyak disebutkan satu per satu karena jumlanya ribuan namun mengisi
kehidupan sehari-hari. Maka dari itu kita perlu tahu apa itu belajar, hakikat
belajar dan ciri-ciri khasnya. Tinjauan mengenai hal ini menjadi bahan pembahasan
dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di magsud BK belajar?
2. Apa tujuan dari belajar?
3. Apa fungsi belajar?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam belajar?
5. Apa saja bentuk-bentuk belajar?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adlah untuk mengetahui magsud dari
BK belajar, tujuan belajar, fungsi belajar, prinsip-prinsip belajar dan
bentuk-bentuk dalam belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Konseling Belajar
Bimbingan adalah Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus
untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat
memahami dirinya, lingkungannya serta dapatmengarahkan diri dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan
potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraandirinya dan
kesejahteraan masyrakat.
Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkugannya ( Shertzer
and Stone 1971:40)
Konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli / klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan atau masalah khusus maka masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi semuanya.( Menurut Winkell (2005 : 34))
Konseling adalah pertalian timbal balik antara dua orang atau lebih dimana satu
orang sebagai pihak yang membantu dengan yang lain sebagai konseli, supaya ia
dapat memahami dirinya dan hubungannya dengan masalah yang dihadapinya pada
waktu sekarang atau yang akan datang.
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap (menurut Winkell)
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif konsta dan berbekas.
Setelah ditarik kesimpulan maka pengertian bimbingan dan konseling
belajar adalah bimbingan yang tujuannya untuk membantu para individu dalam
memecahkan masalah-masalah belajar.
B. Tujuan Layanan Bimbingan Konseling Belajar
a. Menurut teori Humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil apabila si pelajar mampu
memahami dirinya dan lingkungannya. Sedangkan menurut teori belajar ; belajar
adalah usaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya, Akan tetapi dunia modern, lebih berpegang pada teori
belajar humanistic
b. Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan-tujuan belajar itu, yakni :
ü Menjadi manusia berarti memiliki kemampuan wajar untuk belajar
ü Siswa yang akan mempelajari hal bermakna bagi dirinya
ü Pengorganisasian bahan pengajaran
ü Belajar relevan/relative
Apabila ke semuanya di gabung, maka dapat di
peroleh kesimpulan bahwa siswa mempunyai personal untuk belajar secara wajar. Siswa
belajar supaya pandai adalah benar, dengan catatan materi pelajaran itu tidak
di paksakan dan materi pelajaran itu akan di serap sesuai kemampuan siswa.
Dalam pencapaian tujuan belajar ini sangat di harapkan adanya perorganisasikan
bahan pengajaran supaya sesuai dengan dunia persepsi siswa. Belajar relevan
berarti mempelajari hal penting bagi dirinya dan relative terhadap perubahan
dunia social, semua menuntut perubahan dan perubahan ini akan di serap siswa
juga pada akhirnya. Intinya, tidak ada paksaan lagi dalam proses pencapaian
tujuan belajar.
C. Fungsi Bimbingan Konseling Belajar
Ada beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling belajar
yaitu:
a. Fungsi kognitif
Melalui fungsi kognitif manusia menghadapi objek-objek dalam
suatu bentuk representatif yang menghadirkan semua objek itu dalam kesadaran.
Hal ini paling jelas nampak dalam aktivitas mental berfikir.
1) Taraf intelegensi-daya kreatifitas.
Istilah intelegensi dapat diartikan dalam dua cara yaitu
arti luas dan arti sempit.
a) Arti luas: kemampuan untuk mencapai prestasi, yan didalamnya berfikir
memegang peranan. Prestasi itu dapat diberikan dalam berbagai bidang kehidupan,
seperti pergaulan sosial, teknis, perdagangan, pengaturan rumah tangga dan
belajar di sekolah.
b) Arti sempit : kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah, yang
didalamnya berfikir memegang peranan pokok. Intelegensi dalam arti ini kerap
disebut kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
2) Bakat khusus
Merupakan kemampuan menonjol di suatu bidang tertentu,
misalnya di bidang studi matematika atau bahasa asing. Orang sering
berpendapat, bahwa semua bakat khusus merupakan sesuatu yang langsung
diturunkan oleh orang tua, misalnya bakat khusus di bidang matematika diperoleh
dari orang tua melalui proses generasi biologis. Pendapat ini ternyata tidak
benar. Bakat khusus adalah sesuatu yang dibentuk dalam kurun waktu sejumlah
tahun dan merupakan perpaduan dari taraf intelegensi pada umumnya (general
ability), komponen intelegensi tertentu, pengaruh pendidikan dalam keluarga dan
disekolah, minat dari subjek sendiri.
3) Organisasi kognitif
Menunjuk pada cara materi yang sudah dipelajari, disimpan
dalam ingatan, apakah tersimpan secara sistematis atau tidak. Hal ini sangat
bergantung pada cara materi dipelajari dan diolah, makin mendalam dan makin
sistematis pengolahan materi pelajaran, makin baiklah taraf organisasi dalam
ingatan itu sendiri.
4) Kemampuan berbahasa
Mencakup kemampuan untuk menangkap intisuatu bacaan dan
merumuskan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh itu dalam bahasa yang baik,
sekurang-kurangnya bahasa tertulis. Mengingat kaitan yang ada antara berpikir
yang tepat dan berbahasa yang benar, maka tidak mengherankan bahwa siswa yang
kurang mampu berbahasa, tertinggal dibelakang dibanding dengan siswa yang
berbahsa baik.
5) Daya Fantasi
Berupa aktifitas kognitif yang mengandung banyak fikiran dan
sejumlah tanggapan, yang bersama-sama menciptakan sesuatu dalam alam kesadaran.
Daya fantasi dibedakan antara fantasi yang disadari dan yang tidak disadari.
Misalnya, seorang sastrawan yang mengarang kisah roman, yang bergerak dalam
alam fantasi secara sadar.
6) Gaya Belajar
Merupakan cara belajar yang khas bagi siswa. Gaya belajar
mengandung beberapa komponen antara lain: gaya kognitif dan tipe belajar. Gaya
kognitif adalah cara khas yang digunakan seseorang dalam mengamati dan
beraktifitas mental dibidang kognitif, cara khas ini bersifat sangat individual
yang kerap kali tidak disadari dan, sekali terbentuk, cenderung bertahan terus.
b. Fungsi Konatif-Dinamik
Fungsi psikis ini berkisar pada penentuan suatu tujuan dan
pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari dan dihayati. Semakin tinggi tahapan
perkembangan anak, semakin boleh diharapakan bahwa siswa mampu berpartisipasi
dalam proses belajar mengajar secara aktif dengan suatu tujuan. Terdiri dari:
1). Karakter- hasrat-berkehendak
Karakter atau
watak menunjuk pada suatu aspek dalam kepribadian. Yang mana karakter ini
iyalah keseluruhan hasrat pada manusia yang terarah pada suatu tujuan yang
mengandung nilai moralitas. Dalam “berhasrat” orang mencari apa yang memberikan
kepuasan padanya dan menyingkiri apa yang tidak memuaskan baginya. Seseorang
mungkin berhasrat kuat dan memiliki kehendak yang tekun untuk mencapai sesuatu
yang memberikan kepuasan padanya, tetpi ini belum berarti bahwa orang itu
berkarakter atau berwatak baik. Tujuan yang ingin dicapai masuh harus dinilai
dari segi moralitas, apakah termasuk hal yang baik atau hal yang buruk.
2). Motivasi belajar
Iyalah
keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memgang
peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga
siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan
belajar.
c. Fungsi Afektif
Di dalam perasaan manusia mengadakan penilaian terhadap
semua objek yang dihadapi, dihayatinya apakah suatu benda, suatu peristiwa atau
seseorang, baginya berharga atau bernilai atau tidak. Bila objek itu dihayati
sebagai sesuatu yang berharga maka timbulah perasaan senang. Alam perasaan
seolah-olah terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda-beda peranannya terhadap
semangat belajar. Kenyataan ini akan diuraikan dibawah ini:
1). Temperamen
Pada
setiap orang, alam perasaan memiliki sifat-sifat umum tertentu. Ada orang yang
pada umumnya cenderung berperasaan sedih dan pesimis, ada pula yang biasanya
berperasaan gembira dan optimis. Ini dikenal dengan istilah “stemming
dasar” atau nada dasar alam prasaan yang lebih kurang menetap.
2). Perasaan
Yang
dimaksud disini adalah momentan dan intensional. Momentan berarti bahwa
perasaan timbul pada saat tertentu. Intensional berarti bahwa reaksi prasaan
diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi tertentu. Apabila situasi
berubah maka prasaan berganti pula. Misalnya, bila guru sedang memarahi siswa
dalam kelas mereka mungkin merasa takut, tapi bebrapa waktu kemudian prasaan
itu hilang dan diganti perasaan lega, bila guru menceritakan sesuatu lelucon
untuk meringankan suasana yang menjadi terlalu tegang.
3). Sikap
Yaitu
orang yang bersikap tertentu cenderung menerima atau menolak suatu objek
bedasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang berguna atau berharga
baginya atau tidak. Dengan demikian siswa yang memandang belajar disekolah pada
umumnya, atau bidang studi tertentu, sebagai sesuatau yang sangat bermanfaat
baginya, akan memiliki sifat positif. Bagitu juga dengan sebaliknya.
4). Minat
Yaitu
diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menentap untuk merasa tertarik pada
bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu.
d. Fungsi Sensorik-Motorik
Kemampuan yang dimiliki siswa dibidang psikomotorik, juga
merupakan bagian dari keadaan awal dipihak siswa, yang dapat menghambat atau
membantu disemua proses belajar mengajar atau paling sedikit, dalam proses
belajar yang harus mengahasilkan keterampilan motorik. Perolehan kemampuan yang
dimaksud antara lain, kecepatan menulis, kecepatan berbicara dan artikulasi
kata-kata, menggunakan alat-alat menggunting, memotong dan lain-lain.
D. Prinsip Bimbingan dan Konseling Belajar
Agar kegiatan belajar dan pembelajaran berhasil mengantarkan
siswa mencapai tujuan pelajarn, maka salah satu faktor yang harus dipahami oleh
guru adalah prinsip belajar. Tanpa memahami prinsip belajar ini, adalah sulit
bagi guru untuk menyusun strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik
evaluasi yang sesuai dengan karakteristik kelas dan materi yang disampaikan.
Berikut beberapa prinsip belajar:
·
Pembalajar adalah
memotivasi dan membarikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri.
·
Pepatah Cina mengatakan:
“saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat, dan saya lakukan saya paham”.
Mirip dengan itu john deweye mengembangkan apa yang dikenal dengan “ learning
by doing”.
·
Semakin banyak alat
deria atau indra yang di aktifkan dalam kegiatan belajar, semakin banyak
informasi yang diserap.
·
Belajar dalam banyak
hal adalah suatu pengalaman. Oleh sebab itu keterlibatan siswa merupakan salah
satu faktor penting dalam keberhasilan belajar.
·
Materi akan lebih
mudah dikuasai apa bila siswa terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar
pembelajaran. Siswa akan terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar
pembelajaran jika pelajaran adalah bermakna baginya.
·
Belajar dipengaruhi
oleh motivasi dari dalm diri atau intrinsik dan dari luar atau ekstrinsik
siswa.
·
Semua manusia,
termasuk siswa, ingin dihargai dan dipuji. Penghargaan dan pujian merupakan
motivasi instriksik bagi siswa.
·
Makna pelaharan bagi
diri siswa merupakan motivasi dalam yang kuat sedangkan faktor kejutan (faktor
“ aha”) merupakan motivasi luar yang efektif dalam belajar.
·
Belajar “ is enhanced
by challenge and inhibilited by threat”.
·
Setiap otak adalah
unik. Karena itu setiap siswa memliki persamaan dan perbedaan cara terbaik untk
memahami pelajaran.
·
Otak akan lebih mudah
merekam input jika dalam keadaan santai atau rileks dari pada dalam keadaan
tenang.
E. Bentuk – bentuk Bimbingan dan konseling belajar
Ø adapun bentuk – bentuk belajar menurut A. De Block
adalah sebagai berikut:
a. Bentuk-Bentuk Belajar Menurut Fungsi
Psikis
1. Belajar dinamik atau konatif
Ciri khasnya terletak dalam belajar berkehendak sesutau
secara wajar, sehingga orang tidak menyerah pada sembarang menghendaki dan juga
tidak menghendaki sembarang hal berkehendak adalah suatu aktifitas psikis, yang
terarah pada pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari dan dihayati. Kebutuhan
itu dapat merupakan kebutuhan biologis, seperi kebutuhan mengistirahatkan
tubuh. Kebutuhan itu dapat juga merupaka kebutuhan psikologis, seperti
kebutuhan akan pengetahuan dan lingkungan hidup yang aman.
2. Belajar afektif
Salah satu ciri dari belajar afektif ialah belajar
menghayati nilai dari suatu objek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah
objek itu berupa orang, benda tau peristiwa, ciri yang lain terletak dalam
belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
3. Belajar kognitif
Ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan
menggunakan suatu bentuk representasi yang mewakili semua objek yang dihadapi
entah itu orang, benda atau peristiwa. Segala objek itu direpresentasikan atau
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, yang semuanya
merupakan sesuatu yang bersifat mental.
4. Belajar sensomotorik
Ciri khasnya terletak dalam belajar menghadapi dan menangani
aneka objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. Misalnya,
menggerakkan anggota badan sambil naik tangga atau berenang.
b. Bentuk-Bentuk Belajar Menurut Materi
yang Dipelajari.
1. Belajar teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta atau penegtahuan dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga
dapat dipahami untk memecahkan problem, seperti yang terajadi dalam
bidang-bidang studi ilmiah. Misalya konsep bujur sangkar mencakup semua bentuk
persegi empat, iklim dan cuaca berpengaruh terhadap tanaman-tanaman.
2. Belajar teknis
Bentuk belajar ini bertujuan mengembangkan
keterampilan-keterampilan dalam menangani dan memegang benda-benda serta
menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu keseluruhan. misalnya, belajar
mengetik dan membuat suatu mesin ketik. Beljara semacam ini juga disebut
belajar motorik, belajar ini mencakup fakta seperti siapa pembuat mesin uap
pertama kali.
3. Belajar bermasyarakat
Bentuk belajar ini bertujuan mengekang dorongan dan
kecenderungan spontan, demi kehidupan bersama, dan memberikan kelonggaran
kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Belajar ini mencakup fakta
seperti didirikannya badan perserikatan bangsa untuk mengatur kehidupan
bangsa-bangsa dalam taraf internasional;konsep-konsep, seperti solidaritas,
penghargaan dan kerukunan: relasi-relasi, seperti hubungan dalam badan-badan
pemerintahan; metode kehidupan bersama , seperti sopan santun.
4. Belajar estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan
dan menghayati kehidupan di berbagai bidang kesenian. Seperti nama Mozart
sebagai pengubah musik klasik.
c. Bentuk-Bentuk Belajar yang Tidak Begitu
Disadari
1. Belajar insidental
Belajar insidental berlangsung bila orang mempelajari
sesuatu dengan tujuan tertentu, tapi di samping itu juga belajar hal lain
yang sebenarnya tidak menjadi sasaran. Misalnya seseorang mencari informasi
dalam surat kabar mengenai film-film yang bermutu, tapii kebetulan juga melihat
kepala berita :sekretaris jenderal PBB meninggal”. Hasil belajar insidental
biasanya terbatas pada pengetahuan tentang fakta dan data.
2.
Belajar dengan
mencoba-coba
Belajar coba-coba dapat dimagsudkan sebagai bentuk belajar
melalui rangkaian eksperimen.
3. Belajar tersembunyi
Belajar tersembunyi, yang dalam bahasa Inggris disebut “latent
learning”, dipelajari sesuatu tanpa ada intensi/ magsud untuk belajar
hal itu, namun tidak adanya magsud namun hanya terdapat pada pihak oran yang
belajar. Dalam mengajar di sekolah guru dapat merencanakan supaya siswa belajar
sesuatu tanpa mereka menyadari sedang belajar yang dimagsudkan oleh guru. Pada
belajar tersembunyi hanya siswa lah yang tidak mempunyai magsud.
Ø bentuk – bentuk belajar menurut Robert M. Gagne
adalah sebagai berikut:
1.
Belajar
Responden.
Dalam belajar ini, suatu respon dikeluarkan
oleh suatu stimulus yang telah dikenal. Jadi, terjadinya proses belajar
dikarenakan adanya stimulus. Misalnya Maya bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh gurunya dengan benar. Kemudian guru tersebut memberikan senyuman
dan pujian kepadanya. Akibatnya Maya semakin giat belajar. Senyum dan pujian
guru ini merupakan stimulus tak terkondisi. Tindakan guru ini menimbulkan
perasaan yang menyenangkan pada diri Maya sehingga ia membuat dia lebih giat
lagi dalam belajar.
2.
Belajar
Kontiguitas
Belajar dalam bentuk ini tidak memerlukan
hubungan stimulus tak terkondisi dengan respons. Asosiasi dekat (contiguous)
sederhana antara stimulus dan respons dapat menghasilkan suatu perubahan dalam
perilaku individu. Hal ini disebabkan secara sederhana manusia dapat berubah
karena mengalami peristiwa-peristiwa yang berpasangan. Belajar kontiguitas
sederhana bisa dilihat jika seseorang memberikan respon atas pertanyaan yang
belum lengkap, seperti ”dua kali dua sama dengan?” Maka pasti bisa menjawab
”empat”. Itu adalah contoh asosiasi berdekatan antara stimulus dan respon dalam
waktu yang sama.
Bentuk belajar kontiguitas yang lain adalah “stereotyping”, yaitu adanya peristiwa yang terjadi berulang-ulang dalam bentuk yang sama, sehingga terbentuk dalam pemikiran kita. Seringkali sinetron televisi memperlihatkan seorang ilmuwan dengan memakai kacamata, ibu tiri adalah wanita yang kejam. Maka sinetron televisi menciptakan kondisi untuk belajar stereotyping, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
3.
Belajar
Operant
Belajar bentuk ini sebagai akibat dari
reinforcement, bukan karena adanya stimulus, sebab perilaku yang diinginkan
timbul secara spontan ketika organisme beroperasi dengan lingkungannya.
Maksudnya perilaku individu dapat ditimbulkan dengan adanya reinforcement
segera setelah adanya respon. Respon ini bisa berupa pernyataan, gerakan dan
tindakan. Misalnya respon menjawab pertanyaan guru secara sukarela, maka
reinforcer bisa berupa ucapan guru “bagus sekali”, “kamu dapat satu poin”, dan
sebagainya.
4.
Belajar
Observasional
Konsep belajar ini memperlihatkan bahwa orang
dapat belajar dengan mengamati orang lain melakukan apa yang akan dipelajari.
Misalnya anak kecil belajar makan itu dengan mengamati cara makan yang
dilakukan oleh ibunya atau keluarganya.
5.
Belajar
Kognitif
Bentuk belajar ini memperhatikan proses-proses
kognitif selama belajar. Proses semacam itu menyangkut “insight” (berpikir) dan
“reasoning” (menggunakan logika deduktif dan induktif). Bentuk belajar ini
mengindahkan persepsi siswa, insight, kognisi dari hubungan esensial antara
unsur-unsur dalam situasi ini. Jadi belajar tidak hanya timbul dari adanya
stimulus-respon maupun reinforcement, melainkan melibatkan tindakan mental
individu yang sedang belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Bimbingan dan konseling belajar adalah bimbingan yang
tujuannya untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah
belajar.
Ø Fungsi BK belajar adalah :
1. Fungsi kognitif
2. Fungsi konatif-dinamik
3. Fungsi afektif
4. Fungsi sensorik-motorik.
Ø prinsip belajar siantaranya:
·
Pembalajar adalah
memotivasi dan membarikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri.
·
Pepatah Cina
mengatakan: “saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat, dan saya lakukan
saya paham”. Mirip dengan itu John Dewey mengembangkan apa yang dikenal dengan
“ learning by doing”.
·
Semakin banyak alat
deria atau indra yang di aktifkan dalam kegiatan belajar, semakin banyak
informasi yang diserap.
·
Belajar dalam banyak
hal adalah suatu pengalaman. Oleh sebab itu keterlibatan siswa merupakan salah
satu faktor penting dalam keberhasilan belajar.
Ø Bentuk-bentuk belajar menurut A De Block:
1. Bentuk-bentuk belajar berdasarkan
fungsi psikis
2. Bentuk-bentuk belajar berdasarkan
materi yang dipelajari
3. Bentuk-bentuk belajar berdasar
yang tidak begitu disadari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar