Kamis, 24 Maret 2016

Makalah BK Belajar



BAB II
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan “ gejala belajar”, dalam arti mustahilah melakukan kegiatan itu, kalau kita belajar terlebih dahulu. Misalnya, kita mengenakan pakaian kita makan dengan menggunakan alat-alat makan, kita berkomunikasi dengan satu sama lain dalam bahasa nasional, kita bertindak sopan, kita menghormati bendera sang merah putih, kita mengemudika kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Gejala-gejala belajar semacam itu terlalu banyak disebutkan satu per satu karena jumlanya ribuan namun mengisi kehidupan sehari-hari. Maka dari itu kita perlu tahu apa itu belajar, hakikat belajar dan ciri-ciri khasnya. Tinjauan mengenai hal ini menjadi bahan pembahasan dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di magsud BK belajar?
2.      Apa tujuan dari belajar?
3.      Apa fungsi belajar?
4.      Apa saja prinsip-prinsip dalam belajar?
5.      Apa saja bentuk-bentuk belajar?

C.    Tujuan
Tujuan dari makalah ini adlah untuk mengetahui magsud dari BK belajar, tujuan belajar, fungsi belajar, prinsip-prinsip belajar dan bentuk-bentuk dalam belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bimbingan Konseling Belajar
            Bimbingan adalah Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya serta dapatmengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraandirinya dan kesejahteraan masyrakat.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkugannya ( Shertzer and Stone 1971:40)
                       
Konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli / klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan atau masalah khusus maka masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi semuanya.( Menurut Winkell (2005 : 34))

            Konseling adalah pertalian timbal balik antara dua orang atau lebih dimana satu orang sebagai pihak yang membantu dengan yang lain sebagai konseli, supaya ia dapat memahami dirinya dan hubungannya dengan masalah yang dihadapinya pada waktu sekarang atau yang akan datang.
           
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilakn perubahan - perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap (menurut Winkell)
          
            Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konsta dan berbekas.
            Setelah  ditarik kesimpulan maka pengertian bimbingan dan konseling belajar adalah bimbingan yang tujuannya untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah belajar.
     

B.     Tujuan Layanan Bimbingan Konseling Belajar

a.       Menurut teori Humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan  manusia.  Proses belajar dianggap berhasil apabila si pelajar mampu memahami dirinya dan lingkungannya. Sedangkan menurut teori belajar ; belajar adalah usaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya, Akan tetapi dunia modern, lebih berpegang pada teori belajar humanistic

b.      Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu, yakni :
ü  Menjadi manusia berarti memiliki kemampuan wajar untuk belajar
ü  Siswa yang akan mempelajari hal bermakna bagi dirinya
ü  Pengorganisasian bahan pengajaran
ü  Belajar relevan/relative
Apabila ke semuanya di gabung, maka dapat di peroleh kesimpulan bahwa siswa mempunyai personal untuk belajar secara wajar. Siswa belajar supaya pandai adalah benar, dengan catatan materi pelajaran itu tidak di paksakan dan materi pelajaran itu akan di serap sesuai kemampuan siswa. Dalam pencapaian tujuan belajar ini sangat di harapkan adanya perorganisasikan bahan pengajaran supaya sesuai dengan dunia persepsi siswa. Belajar relevan berarti mempelajari hal penting bagi dirinya dan relative terhadap perubahan dunia social, semua menuntut perubahan dan perubahan ini akan di serap siswa juga pada akhirnya. Intinya, tidak ada paksaan lagi dalam proses pencapaian tujuan belajar.

C.    Fungsi Bimbingan Konseling Belajar

Ada beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling belajar yaitu:
a.      Fungsi kognitif
Melalui fungsi kognitif manusia menghadapi objek-objek dalam suatu bentuk representatif yang menghadirkan semua objek itu dalam kesadaran. Hal ini paling jelas nampak dalam aktivitas mental berfikir.
1)   Taraf intelegensi-daya kreatifitas.
Istilah intelegensi dapat diartikan dalam dua cara yaitu arti luas dan arti sempit.
a)   Arti luas: kemampuan untuk mencapai prestasi, yan didalamnya berfikir memegang peranan. Prestasi itu dapat diberikan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pergaulan sosial, teknis, perdagangan, pengaturan rumah tangga dan belajar di sekolah.
b)   Arti sempit : kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah, yang didalamnya berfikir memegang peranan pokok. Intelegensi dalam arti ini kerap disebut kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
2)   Bakat khusus
Merupakan kemampuan menonjol di suatu bidang tertentu, misalnya di bidang studi matematika atau bahasa asing. Orang sering berpendapat, bahwa semua bakat khusus merupakan sesuatu yang langsung diturunkan oleh orang tua, misalnya bakat khusus di bidang matematika diperoleh dari orang tua melalui proses generasi biologis. Pendapat ini ternyata tidak benar. Bakat khusus adalah sesuatu yang dibentuk dalam kurun waktu sejumlah tahun dan merupakan perpaduan dari taraf intelegensi pada umumnya (general ability), komponen intelegensi tertentu, pengaruh pendidikan dalam keluarga dan disekolah, minat dari subjek sendiri.
3)   Organisasi kognitif
Menunjuk pada cara materi yang sudah dipelajari, disimpan dalam ingatan, apakah tersimpan secara sistematis atau tidak. Hal ini sangat bergantung pada cara materi dipelajari dan diolah, makin mendalam dan makin sistematis pengolahan materi pelajaran, makin baiklah taraf organisasi dalam ingatan itu sendiri.
4)   Kemampuan berbahasa
Mencakup kemampuan untuk menangkap intisuatu bacaan dan merumuskan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh itu dalam bahasa yang baik, sekurang-kurangnya bahasa tertulis. Mengingat kaitan yang ada antara berpikir yang tepat dan berbahasa yang benar, maka tidak mengherankan bahwa siswa yang kurang mampu berbahasa, tertinggal dibelakang dibanding dengan siswa yang berbahsa baik.
5)   Daya Fantasi
Berupa aktifitas kognitif yang mengandung banyak fikiran dan sejumlah tanggapan, yang bersama-sama menciptakan sesuatu dalam alam kesadaran. Daya fantasi dibedakan antara fantasi yang disadari dan yang tidak disadari. Misalnya, seorang sastrawan yang mengarang kisah roman, yang bergerak dalam alam fantasi secara sadar.
6)   Gaya Belajar
Merupakan cara belajar yang khas bagi siswa. Gaya belajar mengandung beberapa komponen antara lain: gaya kognitif dan tipe belajar. Gaya kognitif adalah cara khas yang digunakan seseorang dalam mengamati dan beraktifitas mental dibidang kognitif, cara khas ini bersifat sangat individual yang kerap kali tidak disadari dan, sekali terbentuk, cenderung bertahan terus.

b.      Fungsi Konatif-Dinamik
Fungsi psikis ini berkisar pada penentuan suatu tujuan dan pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari dan dihayati. Semakin tinggi tahapan perkembangan anak, semakin boleh diharapakan bahwa siswa mampu berpartisipasi dalam proses belajar mengajar secara aktif dengan suatu tujuan. Terdiri dari:
1). Karakter- hasrat-berkehendak
     Karakter atau watak menunjuk pada suatu aspek dalam kepribadian. Yang mana karakter ini iyalah keseluruhan hasrat pada manusia yang terarah pada suatu tujuan yang mengandung nilai moralitas. Dalam “berhasrat” orang mencari apa yang memberikan kepuasan padanya dan menyingkiri apa yang tidak memuaskan baginya. Seseorang mungkin berhasrat kuat dan memiliki kehendak yang tekun untuk mencapai sesuatu yang memberikan kepuasan padanya, tetpi ini belum berarti bahwa orang itu berkarakter atau berwatak baik. Tujuan yang ingin dicapai masuh harus dinilai dari segi moralitas, apakah termasuk hal yang baik atau hal yang buruk.
2). Motivasi belajar
     Iyalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memgang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.

c.       Fungsi Afektif
Di dalam perasaan manusia mengadakan penilaian terhadap semua objek yang dihadapi, dihayatinya apakah suatu benda, suatu peristiwa atau seseorang, baginya berharga atau bernilai atau tidak. Bila objek itu dihayati sebagai sesuatu yang berharga maka timbulah perasaan senang. Alam perasaan seolah-olah terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda-beda peranannya terhadap semangat belajar. Kenyataan ini akan diuraikan dibawah ini:
1). Temperamen
      Pada setiap orang, alam perasaan memiliki sifat-sifat umum tertentu. Ada orang yang pada umumnya cenderung berperasaan sedih dan pesimis, ada pula yang biasanya berperasaan gembira dan optimis. Ini dikenal dengan istilah “stemming dasar” atau nada dasar alam prasaan yang lebih kurang menetap.
2). Perasaan
      Yang dimaksud disini adalah momentan dan intensional. Momentan berarti bahwa perasaan timbul pada saat tertentu. Intensional berarti bahwa reaksi prasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi tertentu. Apabila situasi berubah maka prasaan berganti pula. Misalnya, bila guru sedang memarahi siswa dalam kelas mereka mungkin merasa takut, tapi bebrapa waktu kemudian prasaan itu hilang dan diganti perasaan lega, bila guru menceritakan sesuatu lelucon untuk meringankan suasana yang menjadi terlalu tegang.
3). Sikap
      Yaitu orang yang bersikap tertentu cenderung menerima atau menolak suatu objek bedasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang berguna atau berharga baginya atau tidak. Dengan demikian siswa yang memandang belajar disekolah pada umumnya, atau bidang studi tertentu, sebagai sesuatau yang sangat bermanfaat baginya, akan memiliki sifat positif. Bagitu juga dengan sebaliknya.
4). Minat
      Yaitu diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menentap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.
d.      Fungsi Sensorik-Motorik
Kemampuan yang dimiliki siswa dibidang psikomotorik, juga merupakan bagian dari keadaan awal dipihak siswa, yang dapat menghambat atau membantu disemua proses belajar mengajar atau paling sedikit, dalam proses belajar yang harus mengahasilkan keterampilan motorik. Perolehan kemampuan yang dimaksud antara lain, kecepatan menulis, kecepatan berbicara dan artikulasi kata-kata, menggunakan alat-alat menggunting, memotong dan lain-lain.

D.    Prinsip Bimbingan dan Konseling Belajar
Agar kegiatan belajar dan pembelajaran berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan pelajarn, maka salah satu faktor yang harus dipahami oleh guru adalah prinsip belajar. Tanpa memahami prinsip belajar ini, adalah sulit bagi guru untuk menyusun strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik evaluasi yang sesuai dengan karakteristik kelas dan materi yang disampaikan. Berikut beberapa prinsip belajar:
·         Pembalajar adalah memotivasi dan membarikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri.
·         Pepatah Cina mengatakan: “saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat, dan saya lakukan saya paham”. Mirip dengan itu john deweye mengembangkan apa yang dikenal dengan “ learning by doing”.
·         Semakin banyak alat deria atau indra yang di aktifkan dalam kegiatan belajar, semakin banyak informasi yang diserap.
·         Belajar dalam banyak hal adalah suatu pengalaman. Oleh sebab itu keterlibatan siswa merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan belajar.
·         Materi akan lebih mudah dikuasai apa bila siswa terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran. Siswa akan terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran jika pelajaran adalah bermakna baginya.
·         Belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalm diri atau intrinsik dan dari luar atau ekstrinsik siswa.
·         Semua manusia, termasuk siswa, ingin dihargai dan dipuji. Penghargaan dan pujian merupakan motivasi instriksik bagi siswa.
·         Makna pelaharan bagi diri siswa merupakan motivasi dalam yang kuat sedangkan faktor kejutan (faktor “ aha”) merupakan motivasi luar yang efektif dalam belajar.
·         Belajar “ is enhanced by challenge and inhibilited by threat”.
·         Setiap otak adalah unik. Karena itu setiap siswa memliki persamaan dan perbedaan cara terbaik untk memahami pelajaran.
·         Otak akan lebih mudah merekam input jika dalam keadaan santai atau rileks dari pada dalam keadaan tenang.

E.     Bentuk – bentuk Bimbingan dan konseling belajar
Ø  adapun bentuk – bentuk belajar menurut A. De Block adalah sebagai berikut:
a.      Bentuk-Bentuk Belajar Menurut Fungsi Psikis
1.      Belajar dinamik atau konatif
Ciri khasnya terletak dalam belajar berkehendak sesutau secara wajar, sehingga orang tidak menyerah pada sembarang menghendaki dan juga tidak menghendaki sembarang hal berkehendak adalah suatu aktifitas psikis, yang terarah pada pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari dan dihayati. Kebutuhan itu dapat merupakan kebutuhan biologis, seperi kebutuhan mengistirahatkan tubuh. Kebutuhan itu dapat juga merupaka kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan akan pengetahuan dan lingkungan hidup yang aman.

2.      Belajar afektif
Salah satu ciri dari belajar afektif ialah belajar menghayati nilai dari suatu objek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah objek itu berupa orang, benda tau peristiwa, ciri yang lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
3.      Belajar kognitif
Ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan suatu bentuk representasi yang mewakili semua objek yang dihadapi entah itu orang, benda atau peristiwa. Segala objek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
4.      Belajar sensomotorik
Ciri khasnya terletak dalam belajar menghadapi dan menangani aneka objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. Misalnya, menggerakkan anggota badan sambil naik tangga atau berenang.

b.      Bentuk-Bentuk Belajar Menurut Materi yang Dipelajari.
1.      Belajar teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta atau penegtahuan dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami untk memecahkan problem, seperti yang terajadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Misalya konsep bujur sangkar mencakup semua bentuk persegi empat, iklim dan cuaca berpengaruh terhadap tanaman-tanaman.
2.      Belajar teknis
Bentuk belajar ini bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam menangani dan memegang benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu keseluruhan. misalnya, belajar mengetik dan membuat suatu mesin ketik. Beljara semacam ini juga disebut belajar motorik, belajar ini mencakup fakta seperti siapa pembuat mesin uap pertama kali.
3.      Belajar bermasyarakat
Bentuk belajar ini bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi kehidupan bersama, dan memberikan kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Belajar ini mencakup fakta seperti didirikannya badan perserikatan bangsa untuk mengatur kehidupan bangsa-bangsa dalam taraf internasional;konsep-konsep, seperti solidaritas, penghargaan dan kerukunan: relasi-relasi, seperti hubungan dalam badan-badan pemerintahan; metode  kehidupan bersama , seperti sopan santun.

4.       Belajar estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati kehidupan di berbagai bidang kesenian. Seperti nama Mozart sebagai pengubah musik klasik.
        
c.       Bentuk-Bentuk Belajar yang Tidak Begitu Disadari
1.      Belajar insidental
Belajar insidental berlangsung bila orang mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu, tapi di samping itu juga belajar  hal lain yang sebenarnya tidak menjadi sasaran. Misalnya seseorang mencari informasi dalam surat kabar mengenai film-film yang bermutu, tapii kebetulan juga melihat kepala berita :sekretaris jenderal PBB meninggal”. Hasil belajar insidental biasanya terbatas pada pengetahuan tentang fakta dan data.
2.      Belajar dengan mencoba-coba
Belajar coba-coba dapat dimagsudkan sebagai bentuk belajar melalui rangkaian eksperimen.
3.      Belajar tersembunyi
Belajar tersembunyi, yang dalam bahasa Inggris disebut “latent learning”, dipelajari sesuatu tanpa ada intensi/ magsud untuk belajar hal itu, namun tidak adanya magsud namun hanya terdapat pada pihak oran yang belajar. Dalam mengajar di sekolah guru dapat merencanakan supaya siswa belajar sesuatu tanpa mereka menyadari sedang belajar yang dimagsudkan oleh guru. Pada belajar tersembunyi hanya siswa lah yang tidak mempunyai magsud.

Ø  bentuk – bentuk belajar menurut Robert M. Gagne adalah sebagai berikut:
1.      Belajar Responden.
Dalam belajar ini, suatu respon dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenal. Jadi, terjadinya proses belajar dikarenakan adanya stimulus. Misalnya Maya bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya dengan benar. Kemudian guru tersebut memberikan senyuman dan pujian kepadanya. Akibatnya Maya semakin giat belajar. Senyum dan pujian guru ini merupakan stimulus tak terkondisi. Tindakan guru ini menimbulkan perasaan yang menyenangkan pada diri Maya sehingga ia membuat dia lebih giat lagi dalam belajar.
2.      Belajar Kontiguitas
Belajar dalam bentuk ini tidak memerlukan hubungan stimulus tak terkondisi dengan respons. Asosiasi dekat (contiguous) sederhana antara stimulus dan respons dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku individu. Hal ini disebabkan secara sederhana manusia dapat berubah karena mengalami peristiwa-peristiwa yang berpasangan. Belajar kontiguitas sederhana bisa dilihat jika seseorang memberikan respon atas pertanyaan yang belum lengkap, seperti ”dua kali dua sama dengan?” Maka pasti bisa menjawab ”empat”. Itu adalah contoh asosiasi berdekatan antara stimulus dan respon dalam waktu yang sama.

Bentuk belajar kontiguitas yang lain adalah “stereotyping”, yaitu adanya peristiwa yang terjadi berulang-ulang dalam bentuk yang sama, sehingga terbentuk dalam pemikiran kita. Seringkali sinetron televisi memperlihatkan seorang ilmuwan dengan memakai kacamata, ibu tiri adalah wanita yang kejam. Maka sinetron televisi menciptakan kondisi untuk belajar stereotyping, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
3.       Belajar Operant
Belajar bentuk ini sebagai akibat dari reinforcement, bukan karena adanya stimulus, sebab perilaku yang diinginkan timbul secara spontan ketika organisme beroperasi dengan lingkungannya. Maksudnya perilaku individu dapat ditimbulkan dengan adanya reinforcement segera setelah adanya respon. Respon ini bisa berupa pernyataan, gerakan dan tindakan. Misalnya respon menjawab pertanyaan guru secara sukarela, maka reinforcer bisa berupa ucapan guru “bagus sekali”, “kamu dapat satu poin”, dan sebagainya.
4.       Belajar Observasional
Konsep belajar ini memperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan mengamati orang lain melakukan apa yang akan dipelajari. Misalnya anak kecil belajar makan itu dengan mengamati cara makan yang dilakukan oleh ibunya atau keluarganya.
5.      Belajar Kognitif
Bentuk belajar ini memperhatikan proses-proses kognitif selama belajar. Proses semacam itu menyangkut “insight” (berpikir) dan “reasoning” (menggunakan logika deduktif dan induktif). Bentuk belajar ini mengindahkan persepsi siswa, insight, kognisi dari hubungan esensial antara unsur-unsur dalam situasi ini. Jadi belajar tidak hanya timbul dari adanya stimulus-respon maupun reinforcement, melainkan melibatkan tindakan mental individu yang sedang belajar.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ø  Bimbingan dan konseling belajar adalah bimbingan yang tujuannya untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah belajar.
Ø  Fungsi BK belajar adalah :
1.      Fungsi kognitif
2.      Fungsi konatif-dinamik
3.      Fungsi afektif
4.      Fungsi  sensorik-motorik.
Ø  prinsip belajar siantaranya:
·         Pembalajar adalah memotivasi dan membarikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri.
·         Pepatah Cina mengatakan: “saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat, dan saya lakukan saya paham”. Mirip dengan itu John Dewey mengembangkan apa yang dikenal dengan “ learning by doing”.
·         Semakin banyak alat deria atau indra yang di aktifkan dalam kegiatan belajar, semakin banyak informasi yang diserap.
·         Belajar dalam banyak hal adalah suatu pengalaman. Oleh sebab itu keterlibatan siswa merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan belajar.
Ø  Bentuk-bentuk belajar menurut A De Block:
1.      Bentuk-bentuk belajar berdasarkan fungsi psikis
2.      Bentuk-bentuk belajar berdasarkan materi yang dipelajari
3.      Bentuk-bentuk belajar berdasar  yang tidak begitu disadari

Tidak ada komentar: