Kamis, 24 Maret 2016

Makalah BK : teori humanistik



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Teori humanistik berkembang pada tahun 1950-an sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan humanistik terhadap dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat melecehkan manusia. Teori fred dikritik, karena memandang tingkah laku manusia di dominasi atau ditentukan oleh dorongan yang bersifat primitive dan animalistik (hewani). Teori behavioristik juga dikritik karena teori terlalu asyik dengan penelitiaannya terhadap binatang, dan menganalisis kepribadian secara pragmentaris. Dan dengan begitu mengapa sehingga teori tersebut dikritik, karena memandang manusia sebagai bidak atau pion yang tak berdaya dikontrol oleh lingkungan dan masa lalu, dan sedikit sekali kemampuan untuk mengarahkan diri.
Teori humanistik dalam psikologi sebagai third force (kekuatan ketiga) dalam psikologi dan merupakan alternatif kedua kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan ketiga ini disebut humanistik, karena memiliki minat yang ekslusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya. Para ahli teori humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat manusia. Mereka menyakini bahwa :
1.    Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri.
2.    Manusia memiliki kebebesan untuk merancang atau mengembangkan tingkah lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh lingkungan.
3.    Manusia adalah mahkluk rasional dan sadar, tidak dikuasi oleh ketidaksadaran, kebutuhan irrasional, dan konflik.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas maka dapat di susun  rumusan masalah. Permasalahan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.    Apa pengertian humanistik?
2.    Bagaimana teori humanistik?
3.    Bagaimana teknik-teknik humanistik?
C.    Tujuan
1.         Untuk mengetahui pengertian humanistik.
2.         Dapat mengetahui teori humanistik.
3.         Untuk mengetahui teknik-teknik humanistik.





























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori konseling Humanistik
Humanistic Psychotherapy diberikan oleh sekelompok psychologist diawal tahun 1960 dibawah pimpinan Abraham H. Maslow.
Mula pertama Maslow adalah penganut pandangan Behavioristik, setelah ia menikah dan mempunyai anak, pandangannya terhadap Behavioristik berubah. Psikoterapi humanistik bukanlah merupakan suatu teori atau sistem yang terorganisasi tunggal, ia lebih diterangkan sebagai suatu gerakan dalam arti kumpulan atau konvergensi diri berbagai aliran dan ragam pemikiran.
Humanistic Psycotherapy percaya pada pikiran bahwa manusia adalah baik atau paling tidak netral. Konsep dasar dari pandangan ini adalah :
1.         Potensi kreatif manusia, teori humanistik menganggap bahwa kreatifitas merupakan ciri dari hakikat kemanusiaan. Maslow menganggap kreatifitas sebagai potensi yang ada pada semua orang ketika lahir.
2.         Penekanan pada kesehatan psikologis, Maslow berpendapat bahwa pendekatan psikologis hanya sedikit sekali mengamati fungsi kemanusiaan yang sehat, gaya hidup yang sehat
3.         Hirarki teori motivasi, bahwa proses motivasi merupakan inti dari teorinya, ia mengemukakan bahwa keinginan manusia  sifatnya innate dan tersusun dalam hirarki yang menarik atas dasar prioritas dan potensi.
B.     Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
Ahli-ahli teori humanistik menunjukkan bahwa:
1.         tingkah laku  individu pada mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia sekitarnya.
2.         individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan mereka seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam (internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri (self-actualization) atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.
Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
1.         Suatu usaha yang positif untuk berkembang
2.         Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan psikologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya.
Maslow Berfokus pada individu secara keseluruhan, bukan hanya satu aspek individu, dan menekankan kesehatan daripada sekedar penyakit dan masalah.
C.    Detail Teori
Teori yang terkenal dari Maslow yang merupakan salah satu tokoh humanistic adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
Interpretasi dari Hirarki Kebutuhan Maslow yang direpresentasikan dalam bentuk piramida dengan kebutuhan yang lebih mendasar ada di bagian paling bawah
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan.[7] Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.[7] Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). [7] Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.    Kebutuhan akan rasa aman
3.    Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.    Kebutuhan untuk dihargai
5.    Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis. Kemudian berhenti dengan sendirinya.[3]
Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut.[3] Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan.[3] Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.[3]
Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan.[7] Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat ekstrim (misalnya kelaparan) bisa menyebabkan manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu.[7] Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs).[7]
Kebutuhan Rasa Aman
Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut, cemas dan sebagainya.[5] Karena adanya kebutuhan inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya.[5] Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.[5]
Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.[5]
Kebutuhan Harga Diri
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain.[5] Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).[7]
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.[7]
D.    Teknik-teknik Humanistik
Yaitu teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi ahli terapi yang minimal. Gangguan psikologis yang diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau oleh orang lain. Tidak seperti kebanyakan pendekatan terapi, pendekatan eksistensial-humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Dalam konseling humanistik terdapat  teknik-teknik konseling , yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja teknik humanistik antara lain:
1.    Membina hubungan baik (good rapport)
2.    Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya
3.    Merangsang kepekaan emosi klien
4.    Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
5.    Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
6.    Membuat klien menjadi adequate
Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
1.    Penerimaan
2.    Rasa hormat
3.    Memahami
4.    Menentramkan
5.    Memberi dorongan
6.    Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
7.    Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut merasakan apa yang dirasakan
8.    Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.
Teknik Yang Digunakan Abraham Maslow
Teknik yang digunakan oleh Abraham Maslow yaitu terapi. Menurut Maslow, tujuan terapi adalah agar klien memeroleh B-values, atau nilai kebenaran, keadilan, kesederhanaan, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien harus bebas dari kebergantungan pada orang lain, supaya dorongan alami menuju pertumbuhan dan aktualisasi diri menjadi aktif.Meskipun Maslow bukan psikoterapis, dia menganggap bahwa teori kepribadiannya dapat diterapkan dalam psikoterapi.
Dalam konsep hierarki kebutuhan dinyatakan bahwa jika seseorang masih dapat bergerak pada level kebutuhan dasar (fisiologis) dan rasa aman melebihi yang lainnya, biasanya merekaa tidak termotivasi untuk mencari psikoterapis. Sebaliknya, mereka akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan akan perawatan dan kesamaan.
Kebanyakan manusia yang membutuhkan terapi adalah mereka yang memiliki kebutuhan tingkat ketiga.Tingkat kebutuhan ini biasanya dipenuhi dengan baik, tetapi masih kesulutan untuk mendapatkan kasih sayang. Karena itu, psikoterapi diarahkan kepada proses interpersonal yang hangat dan penuh kasih sayang. Dengan demikian, klien memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhan akan rasa cinta, memperoleh rasa percaya diri, dan penghargaan diri sendiri. Hubungan yang baik antara klien dan terapis merupakan pengobatan psikologis terbaik. Hubungan yang saling menerima akan memberikan perasaan patut dicintai dan memvasilitasi kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan nasihat diluar terapi.
Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi: (1) acceptance (penerimaan); (2) respect (rasa hormat); (3) understanding (pemahaman); (4) reassurance (menentramkan hati); (5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas; dan (6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).
Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4) mewujudkan dirinya.
           
















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori yang terkenal dari Maslow adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis atau kebutuhan dasar, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri Teori Maslow menjelaskan bahwa perbedaan individu terletak pada motivasinya, yang tidak selalu stabil seanjang kehidupan. Lingkungan hidup yang traumatik atau kesehatan yang terganggu dapat menyebabkan individu mundur ke tingkat motivasi yang lebih rendah.
Maslow berpendapat bahwa orang yang memiliki pribadi yang sehat memilki ciri diantaranya mampu mempersepsikan kehidupan dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman, menerima dirinya sendiri, bersikap spontan, mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah diluar dirinya., mandiri, memiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan sekitarnya, memiliki minat social, bersikap demokratis, dan  kreatif.

















DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald, 2013. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama
Nurihsan, Ahmad Juntika dan Syamsu Yusuf, 2011. Teori Kepribadian. Bandung: PT Reaja Rosdakarya
Sofyan S. Willis. 2007. Konseling Inpidual; Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
Sayekti. 1997. Berbagai Pendekatan dalam Konseling. Yogyakarta: Menara Mass Offset


Tidak ada komentar: