Kamis, 24 Maret 2016

Makalah Teori Clien Centered Teraphy



UPS BW2.jpg







PENDEKATAN CLIENT CENTERED THERAPY
Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori – Teori Konseling II
Dosen Pengampu      : Hastin Budisiwi, S.Psi, M.Pd
Disusun Oleh :
Nama  : 1. Eva Komalasari               (1114500074)
  2. Nopiatul Khasanah          (11145000)
  3. Moch. Ali Sadikin           (1114500074)
Progdi         : Bimbingan Dan Konseling

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2015




KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan  tugas makalah yang berjudul “PENDEKATAN CLIENT CENTERED THERAPY”.
            Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini hingga akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Mudah – mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memenuhi tugas TEORI – TTEORI KONSELING II.
Penulis merasa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna, maka dari itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami hargai.

                                                                                               
                                                                                                           

Tegal, 27 September 2015


Penulis,
                                                                                                           








DAFTAR ISI

            Kata Pengantar ……………………………………………………  2
            Daftar Isi……. ……………………………………………………   3
            Bab I Pendahuluan ….……………………………………………   4
A.       Latar Belakang ………………………….…………………  4
B.        Rumusan Masalah       ……..………………………………  4
C.        Tujuan ……..………………………………………………  5
Bab II Pembahasan ………………………………………………    6
A.       Pengertian Client centered therapy dan tokohnya ……..…   6
B.        Konsep dasar Client Centered therapy……………………   6
C.        Asumsi perilaku Client centered therapy…………………    8
D.       Tujuan konseling Client Centered therapy.………………    8
E.        Peran konselor dalam pendekatan client Centered therapy    9
F.         Deskripsi proses konseling client centered therapy………    9
G.       Teknik konseling client centered therapy…………………   10
H.       Kelebihan dan keterbatasan client centered therapy………  10
I.          Contoh penerapan client centered therapy...………………  12
Bab III Penutup……..……………………………………………    13
A.       Kesimpulan …..…..………………………………………    13
Daftar pustaka            ……………………………………………………    14




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Konseling merupakan aktivitas diskusi yang dilakukan oleh konselor dan konseli guna membahas atau menyelesaikan suatu masalah yang dialami oleh konseli. Dalam melakukan konseling, konselor dapat melakukan beberapa pendekatan, salah satunya adalah client centerd therapy (CCT). R. Rogers adalah tokoh dari pendekatan client centered therapy. Beliau  mengembangkan terapi client centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutkannya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan clien centered adalah cabang khusus dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikutnya dunia subjektif dan fenomelnya.
Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam menemukan kesanggupan untuk memecahkan masalah-masalanya. Pendekatan client centered menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri. Pendekatan Rogers terhadap terapi dan model kepribadian sehat yang dihasilkan, memberikan suatu gambaran tentang kodrat manusia yang disanjung-sanjung dan optimis. Intinya adalah seseorang harus bersandar pada pengalamannya sendiri tentang dunia karena hanya itulah kenyataan yang diketahui oleh seorang individu.
Perkembangan pendekatan client centered disertai peralihan dari penekanan pada teknik terapi kepada penekanan pada kepribadian, keyakinan dan sikap ahli terapi, serta pada hubungan terapeutik.
Manusia dalam pandangan Rogers adalah bersifat positif. Ia mempercayai bahwa manusia memiliki dorongan untuk selalu bergerak ke depan, berjuang untuk berfungsi, kooperatif, konstruksif dan memiliki kebaikan pada inti terdalam tanpa perlu mengandalkan dorongan-dorongan agresif. Filosofi tentang manusia ini berimplikasi dalam praktek terapi cllient centered dimana terapis meletakkan tanggung jawab proses terapi pada client, bukan terapis yang memiliki otoritas. Client diposisikan untuk memiliki kesanggupan-kesanggupan dalam membuat keputusan
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Client Centered therapi dan siapa tokoh dibaliknya?
2.      Bagaimana konsep dasar dari client centerd therapy?
3.      Seperti apa asumsi perilaku bermasalah pada client centerd therapy?
4.      Apa sajakah tujuan konseling dengan metode pendekatan client centerde therapy?
5.      Bagaimana kedudukan/peran konselor dalam pendekatan client centerd therapy?
6.      Bagaimana Proses konseling dalam pendekatan client centered therapy?
7.      Apakah ada kelebihan ataupun kekurangan dalam penggunaan pendekatan client centered therapy?
8.      Bagaimana contoh penerapannya?
C.     Tujuan Masalah
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1.         sebagai tugas mata kuliah Teori-teori Konseling 1 dan untuk mengetahui teori pendeketan client centered therapy.
2.         Sebagai latihan menulis dan menyusun karya ilmiah mahasiswa
3.         Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa/orang lain










BABII
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Client centered theraphy dan tokohnya
a.       Client centered theraphy
Istilah client centered sukar diganti dengan istilah bahasa indonesia yang singkat dan mengena, biasanya dapat dideskripsikan dengan mengatakan: corak konseling yang menekankan peranan konseli sendiri dalam proses konseling. Awalnya corak konseling ini disebut konseling nondirektif. Hal ini untuk membedakannya dari corak konseling yang mengandung banyak pengarahan dan kontrol terhadap proses konseling di pihak konselor, seperti dalam Konseling Klinikal dan Psikoanalisis.
Pendekatan client centered therapy (CCT) berpusat pada klien. Pendekatan ini sering pula disebut sebagai konseling diri (self theory), konseling non-direktif, dan konseling Rogerian. Client centered Therapy mendasarkan diri pada pandangannya tentang sifat dan hakikat manusia. Pandangannya tertuju pada penghargaan martabat manusia.
b.      Tokoh Client Centered Therapy
Carl Ransom Rogers adalah tokoh dari pendekatan client centerd therapy. beliau lahir pada tanggal 8 januari 1902 di Oak Park Illinios, Chicago, dan meninggal dunia pada tanggal 4 februari 1987 karena serangan jantung. Rogers adalah seorang empirisme yang mendasarkan teori-teorinya pada data mentah, beliau percaya pentingnya pengamatan subyektif.
Rogers adalah tokoh utama dari pendekatan client centered therapy. Menurut beliau, pemecahan masalah berpusat pada konseli atau klien, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian bahwa klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.
Konseling pada dasarnya proses membantu individu. Berarti individu itu sendirilah yang harus menyelesaikannya (bukan konseling). Carl R. Rogers mengembangkan terapi cliet centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutkannya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis.
B.     Konsep Dasar client centered theraphy
Konsep dasar dari client centered adalah bahwa individu memiliki kecenderungan untuk mengaktualisasi diri yang berfungsi satu sama lain dalam sebuah organisme. Pendekatan client centered menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian, dan hakekat kecemasan.
Dasar pendekatan client centered therapy adalah bahwa kekuatan-kekuatan atau kemampuan-kemampuan tertentu dalam diri individu untuk tumbuh dan berkembang untuk menyesuiakan diri, dan memiliki dorongan kuat ke arah kedewasaan dan harus dihargai.
Rogers  mengembangkan terapi client centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutkannya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan client centered adalah cabang khusus dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikutnya dunia subjektif dan fenomelnya. Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam menemukan kesanggupan untuk memecahkan masalah-masalanya. Pendekatan client centered menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri.
Client Centered Therapy didasari oleh suatu teori kepribadian yang disebut self theory dari Carl R. Rogers. Teori tersebut menjelaskan bahwa kepribadian manusia itu terdiri atas 3 unsur, yaitu :
1.      Organisme
Organisme itu merupakan keseluruhan dan kesatuan individu dan mempunyai sifat-sifat tertentu.
2.      Lapangan fenomenal
Merupakan keseluruhan pengalaman individu yang sifatnya sadar atau tidak sadar.
3.      Self
Merupakan bagian yang berdiferensial dari lapangan fenomenal yang terdiri atas pola-pola pengamatan yang sadar serta nilai-nilai dari sebagai subjek dan objek.

C.     Asumsi Perilaku Bermasalah pada client centered therapy
Dalam pendekatan client centered therapy terdapat beberapa asumsi mendasar yang biasanya muncul dalam proses konseling. Beberapa asumsi dasar tersebut terapi client centered adalah sebagai berikut:
1.    Individu memiliki kapasitas untuk membimbing, mengatur, mengarahkan, mengendalikan dirinya sendiri apabila diberikan kondisi tertentu yang mendukung.
2.    Individu memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi dalam kehidup yang terkait dengan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan
3.    Individu memiliki potensi yang mengatur ulang dirinya sedemikian rupa sehingga tidak hanya untuk menghilangkan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan diri dan mencapai kebahagiaan.

D.    Tujuan Konseling client centered therapy
Seperti halnya pendekatan-pendekatan konseling lain, client centerd therapy juga memili tujan konseling. Beberapa tujuan konseling dengan pendekatan client centered adalah sebagai berikut:
1.      Menciptakan suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri sehingga dapat mengenal hambatan pertumbuhannya
2.      Membantu klien agar dapat bergerak ke arah keterbukaan, kepercayan yang lebih besar kepada dirinya, keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan meningkatkan spontanitas hidupnya
3.      Menyediakan iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling, dnegan menggunakan hubungan konsleing untuk self-exploration, menjadi sadar akan hambatan ke pertumbuhan
4.      Konseli cenderung untuk bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar, dan lebih sedia untuk meningkatkan diri.

E.     Peran Konselor dalam pendekatan client centered therapy
Kemampuan konselor membangun hubungan interpersonal dalam proses konseling merupakan elemen kunci keberhasilan konseling, disini konselor mempertahankan 3 kondisi inti yang menghadirkan iklim kondusif untuk mendorong terjadinya perubahan terapeutik dan perkembangan konseling, meliputi :
1.      Sikap yang selaras dan keaslian (congruence or genuineness). Konselor menampilkan diri yang sebenarnya, asli, terintegrasi dan otentik. Konselor juga selaras menampilkan antara perasaan dan pikirang yang ada didalam dirinya dengan perasaan, pandangan dan tingkah laku yang diekspresikan.
2.      Penerimaan tanpa syarat adalah konselor dapat berkomunikasi dengan konseling secara mendalam dan jujur sebagai pribadi,konselor tidak melakukan penilaian dan penghakiman terhadap perasaan,pikiran dan tingkah laku berdasarkan setandar norma tertentu.
3.      Pemahan yang empatik dan akurat kemampuan konselor untuk memahami  permasalah konseling ,melihat sudut konseling,peka terhadap perasaan-perasaan konseling,sehingga konselor mengetahui bagaimana konseling merasakan kperasaannya.

F.      Deskripsi Proses Konseling pada pendekatan client centered therapy
Proses-proses yang terjadi dalam konseling dengan menggunakan cara pendekatan Client Centered adalah sebagai berikut :
1.      Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
2.      Konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, memaksimalkan, dan menopang eksplorasi diri.
3.      Melalui penerimaan terhadap kllien, konselor membantu untuk menyatakan, meangkaji, dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelumnya ke dalam konsep diri.
4.      Dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
5.      Wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.

G.    Teknik Konseling Client centered therapy
Client Centered menempatkan tanggung jawab tidak pada konselor, tetapi pada klien. Ada beberapa teknik dasar yang harus dimiliki client centered adalah sebagai berikut :
1.      Mendengarkan klien secara aktif
2.      Merefleksikan perasaan klien
3.      Menjelaskannya
 Teknik-teknik konselingnya adalah sebagai berikut :
1.      Acceptance (penerimaan)
2.      Respect (rasa hormat)
3.      Understanding (mengerti/memahami)
4.      Reassurance (menentramkan hati/meyakinkan)
5.      Encouragement (dorongan)
6.      Limited quetioning (pertanyaan terbatas)
7.      Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan)

H.    Kelebihan dan Keterbatasan client centered therapy
a.       Kelebihan
1.      Memberikan landasan humanistik bagi usaha memahami dunia subyek klaein,memberikan peluang yang jarang kepada klaien  untuk sungguh-sungguh di dengar dan mendengarkan.
2.      Mereka bisa menjadi diri sendiri,sebab mereke tahu bahwa mereka tidak akan di evaluasi dan di hakimi.
3.      Meraka akan merasa bebas untuk bereksperimen dengan tingkah laku baru.
4.      Mereka dapat di harapkan memikul tanggung jawab atas diri mereka sendiri dan merekalah yang masang dalam konseling.
5.      Mereka yang menetapkan bidang-bidang apa yang mereka ingin mengelksporasikan di atas landasan-landsan dan tujuan bagi perubahan.
6.      Pendekatan clien centered menyajikan kepadaklain umpan balik langsung dan khas dari apa yang baru di komunisikan.
7.      Terapis tertindak sebagai cermin,mereflesikan perasaan-perasaan klinnya yang lebih dalam.
b.      Keterbatasan
1.      Cara sejumlah pempraktek yang menyalah tafsirkan atau menyederhanakan sikap-sikap sentral dari posisi clien center
2.      Tidak semua konselor bisa mempratekkan terapi clien center sebab banyak konselor tidak mempercayai filsafat yang melandasinnya.
3.      Membatasi lingkup tanggapan dan gaya konseling mereka sendiri pada refleksi-refleksi dan mendengar secara empatik.
4.      Adanya jalan yang menyebabkan sejumlah pempraktek menjadi terlalu terpusat pada klien sehingga mereka sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.

I.       Contoh Penerapan client centered therapy






































BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Pendekatan client centered therapy (CCT) atau terapi berpusat pada klien. Client centered mendasarkan diri pada pandangannya tentang sifat dan hakikat manusia. Pandangannya terutama tertuju pada penghargaan martabat manusia.
Rogers adalah tokoh dari pendekatan client centered therapy. Menurut beliau, pemecahan masalah berpusat pada konseli atau klien, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian bahwa klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.
Dasar pendekatan client centered adalah bahwa kekuatan-kekuatan atau kemampuan-kemampuan tertentu dalam diri individu untuk tumbuh dan berkembang untuk menyesuiakan diri, dan memiliki dorongan kuat ke arah kedewasaan dan harus dihargai.












DAFTARPUSTAKA

Corey, Gerald. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama
Susanto, Eko. 2011.Pendekatan  Konseling Client-Centered. Http.eko13.wordpress.com. 27 september 2015
Surya, Muhammad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy
Pujosuswanto, Sayekti. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Konseling. Yogyakarta: Menara Mas Offset
W.S. Winkel & M.M. Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: MEDIA ABADI

Tidak ada komentar: