
PENDEKATAN CLIENT CENTERED THERAPY
Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori – Teori Konseling II
Dosen Pengampu :
Hastin Budisiwi, S.Psi, M.Pd
Disusun
Oleh :
Nama :
1. Eva Komalasari (1114500074)
2. Nopiatul
Khasanah (11145000)
3. Moch.
Ali Sadikin (1114500074)
Progdi : Bimbingan Dan Konseling
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENDEKATAN CLIENT
CENTERED THERAPY”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
hingga akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Mudah – mudahan makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memenuhi tugas TEORI – TTEORI KONSELING II.
Penulis
merasa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna, maka dari itu kritik
dan saran dari para pembaca sangat kami hargai.
Tegal, 27 September 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………… 2
Daftar Isi……. …………………………………………………… 3
Bab I Pendahuluan ….…………………………………………… 4
A. Latar
Belakang ………………………….………………… 4
B.
Rumusan Masalah ……..……………………………… 4
C.
Tujuan ……..……………………………………………… 5
Bab
II Pembahasan ……………………………………………… 6
A. Pengertian Client centered therapy dan tokohnya ……..… 6
B.
Konsep dasar Client Centered therapy…………………… 6
C.
Asumsi perilaku Client centered therapy………………… 8
D. Tujuan
konseling Client Centered therapy.……………… 8
E.
Peran konselor dalam pendekatan client Centered therapy 9
F.
Deskripsi proses
konseling client centered therapy……… 9
G. Teknik
konseling client centered therapy………………… 10
H. Kelebihan
dan keterbatasan client centered
therapy……… 10
I.
Contoh penerapan client centered therapy...……………… 12
Bab III Penutup……..…………………………………………… 13
A. Kesimpulan
…..…..……………………………………… 13
Daftar
pustaka …………………………………………………… 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Konseling merupakan
aktivitas diskusi yang dilakukan oleh konselor dan konseli guna membahas atau
menyelesaikan suatu masalah yang dialami oleh konseli. Dalam melakukan
konseling, konselor dapat melakukan beberapa pendekatan, salah satunya adalah
client centerd therapy (CCT). R. Rogers adalah tokoh
dari pendekatan client centered therapy.
Beliau mengembangkan terapi client centered sebagai reaksi terhadap
apa yang disebutkannya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis.
Pada hakikatnya, pendekatan clien centered adalah cabang khusus dari terapi
humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikutnya dunia
subjektif dan
fenomelnya.
Terapis berfungsi terutama sebagai
penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam
menemukan kesanggupan untuk memecahkan masalah-masalanya. Pendekatan client centered menaruh kepercayaan yang
besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya
sendiri. Pendekatan
Rogers terhadap terapi dan model kepribadian sehat yang dihasilkan, memberikan
suatu gambaran tentang kodrat manusia yang disanjung-sanjung dan optimis. Intinya adalah seseorang harus
bersandar pada pengalamannya sendiri tentang dunia karena hanya itulah
kenyataan yang diketahui oleh seorang individu.
Perkembangan pendekatan client centered disertai peralihan dari
penekanan pada teknik terapi kepada penekanan pada kepribadian, keyakinan dan
sikap ahli terapi, serta pada hubungan terapeutik.
Manusia dalam pandangan Rogers adalah
bersifat positif. Ia mempercayai bahwa manusia memiliki dorongan untuk selalu
bergerak ke depan,
berjuang untuk berfungsi, kooperatif, konstruksif dan memiliki kebaikan pada
inti terdalam tanpa perlu mengandalkan dorongan-dorongan agresif. Filosofi
tentang manusia ini berimplikasi dalam praktek terapi cllient centered dimana
terapis meletakkan tanggung jawab proses terapi pada client, bukan terapis yang
memiliki otoritas. Client diposisikan untuk memiliki kesanggupan-kesanggupan
dalam membuat keputusan
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian Client Centered therapi dan siapa tokoh
dibaliknya?
2. Bagaimana konsep dasar dari client centerd therapy?
3. Seperti apa asumsi perilaku bermasalah pada client
centerd therapy?
4. Apa sajakah tujuan konseling dengan metode pendekatan
client centerde therapy?
5. Bagaimana kedudukan/peran konselor dalam pendekatan
client centerd therapy?
6. Bagaimana Proses konseling dalam pendekatan client
centered therapy?
7. Apakah ada kelebihan ataupun kekurangan dalam penggunaan
pendekatan client centered therapy?
8. Bagaimana contoh penerapannya?
C. Tujuan
Masalah
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1.
sebagai
tugas mata kuliah Teori-teori Konseling 1 dan untuk mengetahui teori pendeketan
client centered therapy.
2.
Sebagai latihan
menulis dan menyusun karya ilmiah mahasiswa
3.
Sebagai sumber
informasi untuk mahasiswa/orang lain
BABII
PEMBAHASAN
A. Pengertian Client centered theraphy dan tokohnya
a. Client centered theraphy
Istilah client centered sukar diganti dengan istilah bahasa indonesia yang
singkat dan mengena, biasanya dapat
dideskripsikan dengan mengatakan: corak konseling yang menekankan peranan
konseli sendiri dalam proses konseling. Awalnya
corak konseling ini disebut konseling nondirektif. Hal ini untuk membedakannya dari corak
konseling yang mengandung banyak pengarahan dan kontrol terhadap proses
konseling di pihak konselor, seperti dalam Konseling Klinikal dan
Psikoanalisis.
Pendekatan
client centered therapy (CCT)
berpusat pada klien. Pendekatan ini sering pula disebut sebagai konseling diri
(self theory), konseling non-direktif, dan konseling Rogerian. Client
centered Therapy
mendasarkan
diri pada pandangannya tentang sifat dan hakikat manusia. Pandangannya tertuju
pada penghargaan martabat manusia.
b. Tokoh Client Centered Therapy
Carl
Ransom Rogers adalah tokoh dari
pendekatan client centerd therapy. beliau lahir pada
tanggal 8 januari 1902 di Oak Park Illinios, Chicago, dan meninggal dunia pada
tanggal 4 februari 1987 karena serangan jantung. Rogers adalah seorang
empirisme yang mendasarkan teori-teorinya pada data mentah, beliau percaya
pentingnya pengamatan subyektif.
Rogers
adalah tokoh utama dari pendekatan client
centered therapy. Menurut beliau, pemecahan masalah berpusat pada konseli
atau klien, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap
masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian bahwa klien
dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta
situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.
Konseling
pada dasarnya proses membantu individu. Berarti individu itu sendirilah yang
harus menyelesaikannya (bukan konseling). Carl R. Rogers mengembangkan terapi
cliet centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutkannya
keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis.
B. Konsep
Dasar client centered theraphy
Konsep dasar dari client centered adalah bahwa individu memiliki kecenderungan untuk
mengaktualisasi diri yang berfungsi satu sama lain dalam sebuah organisme. Pendekatan
client centered
menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya
dan pemecahan masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang
menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori
kepribadian, dan hakekat kecemasan.
Dasar
pendekatan client centered
therapy adalah bahwa
kekuatan-kekuatan atau kemampuan-kemampuan tertentu dalam diri individu untuk
tumbuh dan berkembang untuk menyesuiakan diri, dan memiliki dorongan kuat ke
arah kedewasaan dan harus dihargai.
Rogers
mengembangkan terapi client
centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutkannya
keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan
client centered adalah cabang khusus
dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien
berikutnya dunia subjektif dan
fenomelnya. Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi
kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam menemukan kesanggupan untuk
memecahkan masalah-masalanya. Pendekatan client
centered menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk
mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri.
Client
Centered Therapy didasari oleh suatu teori
kepribadian yang disebut self theory dari Carl R. Rogers. Teori tersebut
menjelaskan bahwa kepribadian manusia itu terdiri atas 3 unsur, yaitu :
1. Organisme
Organisme
itu merupakan keseluruhan dan kesatuan individu dan mempunyai sifat-sifat
tertentu.
2. Lapangan
fenomenal
Merupakan
keseluruhan pengalaman individu yang sifatnya sadar atau tidak sadar.
3. Self
Merupakan
bagian yang berdiferensial dari lapangan fenomenal yang terdiri atas pola-pola
pengamatan yang sadar serta nilai-nilai dari sebagai subjek dan objek.
C. Asumsi
Perilaku Bermasalah pada client
centered therapy
Dalam pendekatan client centered therapy terdapat
beberapa asumsi mendasar yang biasanya muncul dalam proses konseling. Beberapa
asumsi dasar tersebut
terapi client centered adalah sebagai
berikut:
1. Individu
memiliki kapasitas untuk membimbing, mengatur, mengarahkan, mengendalikan
dirinya sendiri apabila diberikan kondisi tertentu yang mendukung.
2. Individu
memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi dalam kehidup yang terkait
dengan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan
3. Individu
memiliki potensi yang mengatur ulang dirinya sedemikian rupa sehingga tidak
hanya untuk menghilangkan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan, tapi juga
untuk memenuhi kebutuhan diri dan mencapai kebahagiaan.
D. Tujuan
Konseling client centered therapy
Seperti halnya pendekatan-pendekatan konseling lain,
client centerd therapy juga memili tujan konseling. Beberapa
tujuan konseling dengan pendekatan client centered adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan
suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri sehingga dapat
mengenal hambatan pertumbuhannya
2. Membantu
klien agar dapat bergerak ke arah keterbukaan, kepercayan yang lebih besar
kepada dirinya, keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan meningkatkan
spontanitas hidupnya
3. Menyediakan
iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling, dnegan menggunakan
hubungan konsleing untuk self-exploration, menjadi sadar akan hambatan ke
pertumbuhan
4. Konseli
cenderung untuk bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar,
dan lebih sedia untuk meningkatkan diri.
E. Peran
Konselor dalam pendekatan client centered therapy
Kemampuan konselor membangun hubungan
interpersonal dalam proses konseling merupakan elemen kunci keberhasilan
konseling, disini konselor mempertahankan 3 kondisi inti yang menghadirkan
iklim kondusif untuk mendorong terjadinya perubahan terapeutik dan perkembangan
konseling, meliputi :
1. Sikap
yang selaras dan keaslian (congruence or
genuineness). Konselor menampilkan diri yang sebenarnya, asli, terintegrasi
dan otentik. Konselor juga selaras menampilkan
antara perasaan dan pikirang yang ada didalam dirinya dengan perasaan,
pandangan dan tingkah laku yang diekspresikan.
2. Penerimaan
tanpa syarat adalah konselor dapat berkomunikasi dengan konseling secara
mendalam dan jujur sebagai pribadi,konselor tidak melakukan penilaian dan
penghakiman terhadap perasaan,pikiran dan tingkah laku berdasarkan setandar
norma tertentu.
3. Pemahan
yang empatik dan akurat kemampuan konselor untuk memahami permasalah konseling ,melihat sudut
konseling,peka terhadap perasaan-perasaan konseling,sehingga konselor
mengetahui bagaimana konseling merasakan kperasaannya.
F. Deskripsi
Proses Konseling pada pendekatan
client centered therapy
Proses-proses yang terjadi dalam
konseling dengan menggunakan cara pendekatan Client Centered adalah sebagai berikut :
1. Konseling
memusatkan pada pengalaman individual.
2. Konseling
berupaya meminimalisir rasa diri terancam, memaksimalkan, dan menopang
eksplorasi diri.
3. Melalui
penerimaan terhadap kllien, konselor membantu untuk menyatakan, meangkaji, dan memadukan
pengalaman-pengalaman sebelumnya ke dalam konsep diri.
4. Dengan
redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang
lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
5. Wawancara merupakan alat
utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
G. Teknik
Konseling Client centered therapy
Client
Centered menempatkan tanggung jawab tidak pada
konselor, tetapi pada klien. Ada beberapa teknik dasar yang harus dimiliki
client centered adalah sebagai berikut :
1. Mendengarkan
klien secara aktif
2. Merefleksikan
perasaan klien
3. Menjelaskannya
Teknik-teknik konselingnya adalah sebagai
berikut :
1. Acceptance
(penerimaan)
2. Respect
(rasa hormat)
3. Understanding (mengerti/memahami)
4. Reassurance (menentramkan
hati/meyakinkan)
5. Encouragement (dorongan)
6. Limited quetioning
(pertanyaan terbatas)
7. Reflection (memantulkan
pertanyaan dan perasaan)
H. Kelebihan
dan Keterbatasan client centered
therapy
a. Kelebihan
1. Memberikan
landasan humanistik bagi usaha memahami dunia subyek klaein,memberikan peluang
yang jarang kepada klaien untuk
sungguh-sungguh di dengar dan mendengarkan.
2. Mereka
bisa menjadi diri sendiri,sebab mereke tahu bahwa mereka tidak akan di evaluasi
dan di hakimi.
3. Meraka
akan merasa bebas untuk bereksperimen dengan tingkah laku baru.
4. Mereka
dapat di harapkan memikul tanggung jawab atas diri mereka sendiri dan merekalah
yang masang dalam konseling.
5. Mereka
yang menetapkan bidang-bidang apa yang mereka ingin mengelksporasikan di atas
landasan-landsan dan tujuan bagi perubahan.
6. Pendekatan
clien centered menyajikan kepadaklain umpan balik langsung dan khas dari apa
yang baru di komunisikan.
7. Terapis
tertindak sebagai cermin,mereflesikan perasaan-perasaan klinnya yang lebih
dalam.
b. Keterbatasan
1. Cara
sejumlah pempraktek yang menyalah tafsirkan atau menyederhanakan sikap-sikap
sentral dari posisi clien center
2. Tidak
semua konselor bisa mempratekkan terapi clien center sebab banyak konselor
tidak mempercayai filsafat yang melandasinnya.
3. Membatasi
lingkup tanggapan dan gaya konseling mereka sendiri pada refleksi-refleksi dan
mendengar secara empatik.
4. Adanya
jalan yang menyebabkan sejumlah pempraktek menjadi terlalu terpusat pada klien
sehingga mereka sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.
I. Contoh
Penerapan client centered therapy
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan client centered therapy (CCT) atau terapi berpusat pada klien. Client centered mendasarkan diri pada
pandangannya tentang sifat dan hakikat manusia. Pandangannya terutama tertuju
pada penghargaan martabat manusia.
Rogers adalah tokoh dari pendekatan
client centered therapy. Menurut beliau, pemecahan masalah berpusat pada
konseli atau klien, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri
terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian bahwa
klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan
pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.
Dasar pendekatan client centered
adalah bahwa kekuatan-kekuatan atau kemampuan-kemampuan tertentu dalam diri
individu untuk tumbuh dan berkembang untuk menyesuiakan diri, dan memiliki
dorongan kuat ke arah kedewasaan dan harus dihargai.
DAFTARPUSTAKA
Corey, Gerald. 2003. Teori dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama
Susanto, Eko.
2011.Pendekatan Konseling
Client-Centered. Http.eko13.wordpress.com. 27 september 2015
Surya,
Muhammad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy
Pujosuswanto, Sayekti. 2008. Berbagai
Pendekatan dalam Konseling. Yogyakarta: Menara Mas Offset
W.S. Winkel & M.M. Sri Hastuti.
2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: MEDIA ABADI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar