Kamis, 24 Maret 2016

Materi BK Kelompok : Jenis-jenis Kelompok dan Aspek Psikologis



Resume Materi Bimbingan Konseling Kelompok
Bab 4
Jenis –Jenis Kelompok Dan Aspek Psikologis

ups.jpg

Dosen pengampu :
Dra. Hj. Sitti hartinah DS., MM.

Oleh :
Mochammad Ali Sadikin (1114500006)
Bimbingan Konseling semester 3A


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok.      
Kelompok  sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial  sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda.  Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu  masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.


B.     Rumusan masalah
1.      Apa saja jenis-jenis kelompok?
2.      Bagaimana ciri karakteristiknya?
3.      Aspek-aspek psikologis apa yang terdapat pada sebuah kelompok?
C.     Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
a.       Untuk memenuhi tugas resum mata kuliah bimbingan konseling kelompok
b.      Sebagai sumber belajar
c.       Memberikan informasi seputar jenis-jenis kelompok
d.      Untuk mengetahui aspek-aspek psikologis kelompok














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Jenis-jenis kelompok
Jenis-jenis kelompok dibedakan atas beberapa klasifikasi yang umumnya dipakai yaitu klasifikasi dua tipe. Klasifikasi tersebut berupa kelompok primer dan kelompok sekunder, kelompok sosial dan psikologikal, kelompok terorganisasikan dan kelompok tidak terorganisasikan, serta kelompok formal dan kelompok nonformal.
Dalam buku Jane Warters, group guidance principles and practice (1998:10) yaitu:
a.       Kelompok primer dan sekunder
Kelompok primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya sedikit, walaupun tidak setiap kelompok yang anggotariya sedikit adalah kelompok primer. Hubungan antaranggota bersifat personal  (saling kenal secara pribadi) dan mendalam, diwarnai oleh kerja sama, sering bertatap muka dalam waktu lama, sehingga terbangun keterlibatan perasaan yang dalam.
Tujuan berkelompok adalah membangun hubungan personal itu sendiri. Walaupun kadang terjadi konflik, namun masing-masing anggota kelompok primer menunjukkan perhatian yang tulus terhadap kesejahteraan sesama anggota. Jadi, hubungan dalam kelompok primer bersifat informal, intim/akrab, personal, dan total. 
Kelompok sekunder adalah kelompok yang jumlah anggotanya banyak. Hubungan antaranggota bersifat impersonal (tidak saling kenal secara pribadi), lebih diwarnai oleh kompetisi, jarang bertatap muka dalam waktu lama, sehingga tidak terbangun hubungan yang emosional. Hubungan yang ada lebih bersifat fungsional, artinya orang bukan dilihat dan segi “siapanya” melainkan lebih dilihat dan segi “apa kegunaannya” bagi pencapaian tujuan kelompok.
Tujuan berkelompok adalah untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga kelompok lebih berperan sebagai sarana bukan tujuan.
Hubungan dalam kelompok sekunder bersifat formal, impersonal, parsial, dan dilandaskan pada kemanfaatan kelompok semata.
b.      Sociogroup dan psychogroup
Dalam kelompok yang pertama tekanannya terletak pada hal yang harus dilakukan bersama, dalam kelompok yang ke dua tekanannya terletak pada hubungan antarpribadi. Namun, tekanan itu dapat bergeser sehingga suatu sociogroup dapat menjadi suatu Psychogroup dan sebaliknya, bahkan dalam kelompok yang sama tekanannya kadang-kadang diberikan pada tugas yang dikerjakan, dan pada lain waktu unsur kebersamaan lebih diutamakan. Dalam kelompok atau group yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan, pembedaan antara kedua kedua macam kelompok itu tidak sebegitu tajam karena, disamping mengusahakan sesuatu bersama, pembinaan hubungan antarpribadi juga harus diperhatikan.
c.       Kelompok terorganisasi dan kelomppok tidak terorganisasi
Kelompok terorganisasi adanya diferensasi antara peranan -peranan kelompok yaitu yang dipegang oleh anggota kelompok, sehingga terdapat suatu struktur, misalnya salah seorang berperan sebagai pemimpin atau ketua. Struktur itu dapt bersifat sangat formal dan kompleks, dapat pula berrsifat informal dan agak sederhana. Dalam kelompok yang tidak terorganisasi setiap anggota bergerak lepas yang satu dengan yang lain.
d.      In group dan out group
Dalam kelompok yang pertama para anggota merasa terikat antara satu sama lain dan menunjukkan loyalitas satu sama lain. Anggota out group adalah mereka yang bukan anggota kelompok tertentu , diantara mereka tidak terdapat rasa loyalitas, rasa simpati, dan rasa ketertarikan, bahkan mungkin terdapat rasa antipati dan rasa benci. Kelompok yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan tidak mengikuti pola pembedaan ini karena kelompok/gabungan itu tidak pernah boleh menghasilkan perbedaan tajam
e.       Kelompok yang keanggotaannya bebas serta atas dasar sukarela dan kelompok yang keanggotaannya diwajibkan
Diantara kelompok yang dibentuk untuk kegiatan bimbingan ada yang dibentuk atas dasar sukarela, misalnya kelompok konseling, dan ada yang dibentuk atas dasar kewajiban sebagai siswa yang bersekolah di instusi pendidikan tertentu dan keluarga. Misalnya satuan kelas pada waktu tertentu menerima bimbingan karir. Namun, unsur kewajiban harus diperlunak dan tenaga bimbingan harus berusaha supaya para siswa bersedia mlibatkan diri dalam kegiatan bimbingan demi kepentingan mereka sendiri, sehingga tidak dirtasakan adanya beban kewajiban.
Terdapat tiga alasan seseorang bersedia memasuki sutu kelompok secara sukarela:
1.      Dalam kelompok tersebut dapat dicapai tujuan atau kepentingan pribadi yang penting, misalnya kedudukan dan penghargaan.
2.      Kelompok tersebut menyajikan kegiatan-kegiatan yang menarik seperti diskusi, menjelaskan alam, darmawisata, atau olahraga.
3.      Dengan memasuki kelompok tersebut, kebutuhan-kebutuhan tertentu dapat dimiliki seperti kebutuhan untuk memliki dan dimiliki, dikenal orang lain, dan kebutuhan akan rasa aman.
f.       Kelompok tertutup dan kelompok terbuka
Kelompok tertutup terdiri atas mereka yang mengikuti kegiatan kelompok sejak permulaan dan tidak menerima anggota baru dampai kegiatan kelompok berhenti. Kelompok terbuka memungkinkan adanya orang keluar dan orang masuk selama kegiatan kelompok berlangsung. Kelompok atau group kecil yang dibentuk dengan tujuan khusus cenderung bersifat tertutup seperti kelompok konseling, sedangkan kelompok besar lebih bersifat terbuka seperti, satuan kelas bila ada siswa baru masuk
B.     Karakteristik kelompok
Ada beberapa kelompok yang memiliki cirri khusus dan dikenal dengan istilah-istilah tertentu, yaitu :
1.      Kelompok bimbingan (a group for guidance)
istilah ini khusus digunakanv di institusi pendidikan sekolah dan menunjuk pada siswa dan mahasiswa yang dikumpulkan bersama untuk kegiatan bimbingan. Dalam hal ini, kelompok dapat terdiri atas mereka yang sudah tergabung dalam suatu satuan untuk kegiatan pengajaran, seperti satuan kelas tertentu, tingkatan kelas tertentu terdiri atas berbagai satuan kelas dan senester yang mengikuti program studi tertentu.
2.      Kelompok konseling (counseling group)
istilah ini tidak hanyav digunakan di institusi pendidikan sekolah, tetapi di Indonesia saat sekarag hanya digunakan oleh jajaran tenaga bimbingan pada jenjang pendidikan menengah pada perguruan tinggi. Kelompok ini dibentuk untuk keperluan konseling dibawah tanggung jawab seorang konselor professional.
3.      Kelompok –T (training group)
Dalam kelompok ini perhatian difokuskanv pada proses kelompok itu sendiri dan mencangkup studi tentang dinamika kelompok melalui pengalaman konkret dalam interaksi satu sama lain di dalam kelompok. Karena metode yang digunakan adalah refleksi atas pengalaman konkret dalam menjalani suatu proses kelompok (laboratory method), kelompok semacam ini juga disebut laboratory- training group; karena salah satu tujuannya adalah peningkatan kesadaran tentang unsur-unsur dasar dalam berkomunikasi antarpribadi dan manusia.
4.      Kelompok pertemuan (acounter group)
Kelompok ini dirancang untukv memberikan pengalaman mendalam di dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga para anggota lebih paham akan diri sendiri dan akan keunikan orang lain.
5.       Kelompok maraton (marathon group)
Kelompok bertemu selama satu dan duav hari dalam kontak antarpribadi yang intesif dan terus-menerus, tanpa banyak kesempatan beristirahat . Seluruh anggota kelompok mengadakan refleksi atas diri sendiri, dengan melepaskan segal macam topeng dan usaha pertahanan diri. Interaksi intensif dan kontnyu itu diharapkan membawa ora sampai menunjukkan dirinya sebagaimana adanya. Kelompok ini tidak dirancang unuk diikuti orang banyak. Kelompok terbentuk di institusi pendidikan untuk keperluan bimbingan tidak pernah berupa suatu kelompok maraton.
6.       Kelompok bantan diri (self-help group
 Kelompok ini terdiri atasv orang yang menyadari telah ketagihan obat bius dan/atau alcohol. Mereka berkumpul bersama dengan orang yang senasib dan saling memberikan dukungan dalam usaha melepaskan diri dari belenggu ketagihan. Kelompo ini kerap dipimpin oleh orang yang pernah mengalami ketagihan dan telah berhasil melepaskannya yang buruk itu.
7.      Kelompok terapi (therapy group)
Kelompok ini terduri atas orang yangv mengalami gangguan serius dalam kesehatan mental dan/atau menunjukan perilaku neurotic, bahkan mungkin psikotik. Kelompok terapi beranggotaan terbatas dan dibentuk atas prakasa seorang ahli psikotropi atau psikolok klinis, yang bertanggung jawab langsung terhadap proses terapi dalm kelompok . Karena tujuan terapi dalam kelompok adalah perubahan dalm struktur kepribadian para anggota
C.     Aspek psikologis kelompok
Peristiwa psikologis dalam kelompok meliputi berbagai kehidupan peristiwa yang hampir selalu terjadi apabila dua orang atu lebih berada dalam satu kelompok dan terjadi sebuah hubungan. Proses hubungan dapat terjadi antara lain berupa:
1.      Komunikasi
Secara psikologis, komunikasi diartikan sebagai suatu peroses dimana seorang individu (komunikatro) mentransformasikan stimulir (verbal) untuk memodifikasi perilaku individu lain (audience) (hovland,1953).
Hubungan manusia terjadi melalui pesan yang disampaikan, baik perilaku verbal maupun nonverbal. Selain itu, perilaku sebagai pesan harus memenuhi dua syarat:
a.       Harus diobsesi oleh seseorang
b.      Harus mengandung makna
Dalam analisis komunikasi, ruang lingkup yang dipelajari adalah:
a.       Stuktur sosial komunikan
b.      Nilai kebenaran ucapan
c.       Katakata sehubugan dengan suasaana percakapan
d.      Latar belakang kebudayaan
e.       Kepribadian dari komunikan
2.      Konflik
Konflik merupakan suatu proses yang terjadi a[abila perilaku seseorang terhambat oleh perilaku orang lain atau oleh kejadian-kejadian yang berada di luar wilayah kendalinya. Selain biasa terjadi di antara dua orang atau lebih, dalam sebuah organisasi-baik organisasi formal mauoun informal- konflik bisa jga terjadi di dalam diri seseorang, yaitu antara dua atau lebih kepentingan yang harus dipenuhi dalam waktu atau kesempatan yang smaa-sama pentinganya harus diambil.
3.      Kerjasama
Untuk mencapai rfektifitas dan produktifitas sebuah kelompok atau tim kerja, diperukan suasana yang solid dan kondusif untuk memungkinkan terjadinya proses kerjasama di antara sesama anggotanya dalam mencapai tujuan kelompok
4.      Rasa percaya (trust)
Adanya rasa percaya setiap anggota akelompok terhadap anggota lain meruakan salah satu ciri kelompok yang efektif. Di dalam kelompok terdapat empat bentuk rasa percaya, yaitu :
1)  Rasa para angota kelompok pada pimpinannya
2) rasa percaya terhadap anggota kelompok
3) rasa percaya antar sesama angaaota kelompok secara individual
4) rasa percaya setiap anggota kelmpok terhadap kelompok lain sebagai satu kesatuan

5.      Keterbukaan (Openess)
Keterbukaan adalh suatu skap dalam diri seseorang yang merasakan bahwa apa yang siketahui orang lain ltentang dirinya bukan;ah suatu ancamanyang akan membahayakn keselamatannya. Ia tidak merasaa perlu menyembunyikan sesuatu dalam dirinya, baik yang berhubungan dengan kepentingan orang lain maupun yang tidak berhubungan ddengan kepentingan rang lain tersebut.
6.      Realisasi dir/ perwujudan diri
Perwuudan diri merupakan salah satu bentuk ikebutuhan manusia. Maslow menyebutkan sebagai tingkat kebuthan yang pealing dan paling sukar diidentifikasikan kearena setiap orang akan berusaha memenuhi kebutuhan yang satu ini denga caranya masing-masing (hersey dan blanchard, 1982).
7.      Saling ketrgantungan
Saling ketergantungan merupakan kondisi mental anggota kelompok dengan saling mengandalkan anggota lain dalam melakukan realitas sosial di dalam kelompoknya (Schachter, 1951). Menurutnya, kondisi saling ketergantungan ini dipengaruhi oleh tiga variabel :
a.       Cohesiveness atau ikatan anter individu
b.      Ketersangkut pautan
c.       State pinion atau pernyataan pendapat
Ketergantungan ini depengaruhi oleh perbedaanperbedaan yang terjadi diantaranya.
8.      Umpan balik
Penggunaan umpan balik merupakan suatu caara untuk menjelaskan salah pengertian dalam hubungan yang penting diantara dua individu yang berinteraksi (bunker, 1992). Selanjutny dikatakan bahwa sumber ketegangan dalam hubungan antara dua orang individu adalah adanya:
1.      Perbedaan kepentingan
2.      Salah pengertian terhadap periaku pihak lain
9.      Kelompok yang efektif atau yang kurang efektif
-          Kelompok efektif
Dalam sebuh kelompok yang efekif dapat kita saksikan adanya kaategori perilaku anggota kelompok, yaitu:
1.      Perilaku yang berorientasi pada tugas
Selalu berupaya mengingatkan dan mengajk anggota kelompok untuk mewujudkan pencapaian tujuan organisasi.
2.      Perlaku yang berorientasu oada oemeliharaan hubungan anggota kelompok.
Selalu berupaya mengingatkan dan mengajak anggota kelompok untuk mempertahnkan keutuhan kelompok.
-          Kelompok kurang efektif
Dalam sebuah kelompok yang kurang efektif, dapat disaksikan perilaku anggota yang berorientasi pada diri sendiri. Nemun, adakalanya perilaku tersebut tidak selamanya jelek, terkadang ada yang bermanfaat, antara lain:
1.      Untuk menguji agar keputusan kelompok betu;-betul melalui suatu keputusan kelompok
2.      Dalam proses dinamika kelompok, perilaku berorientasi pada diri sendiri tersebut justru menjadi bahan pembelajaran yang baik untuk anggota kelompok.





BAB III
PENUTUP
Simpulan
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu  masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.
Jenis-jenis kelompok dibedakan atas beberapa klasifikasi yang umumnya dipakai yaitu klasifikasi dua tipe. Klasifikasi tersebut berupa kelompok primer dan kelompok sekunder, kelompok sosial dan psikologikal, kelompok terorganisasikan dan kelompok tidak terorganisasikan, serta kelompok formal dan kelompok nonformal.
Dalam buku Jane Warters, group guidance principles and practice (1998:10) yaitu:
a.                   Kelompok primer dan sekunder
b.                  Sociogroup dan psychogroup
c.                   Kelompok terorganisir dan tidak terorganisasi
d.                  In group dan out group
e.                   Kelompok yang keanggotaanya bebas serta atas dasar sukarela dan kelompok yang keanggotaanya diwajibkan
f.                   Kelompok tertutup dan terbuka
Ada beberapa kelompok yang memiliki cirri khusus dan dikenal dengan istilah-istilah tertentu, yaitu :
a.                   Kelompok bimbingan (a group of guidance)
b.                  Kelompok konseling ( counseing group)
c.                   Kelompok0T (training group)
d.                  Kelompok pertemuan (encounter group)
e.                   Kelompok maraton (marathon group)
f.                   Kelopok bantuan diri (self-help group)
g.                  Kelompok terapi (therapy group)
Peristiwa psikologis dalam kelompok meliputi berbagai kehidupan peristiwa yang hampir selalu terjadi apabila dua orang atu lebih berada dalam satu kelompok dan terjadi sebuah hubungan. Proses hubungan dapat terjadi antara lain berupa:
1.                  Komnikasi
2.                  Konflik
3.                  Kerjasama
4.                  Rasa Percaya
5.                  Keterbukaan
6.                  Realisasi diri/perwujudan diri
7.                  Saling ketergantungan
8.                  Umpan balik
9.                  Kelompok yang efektif atau yang kurang efektif










Daftar Pustaka

Hartinah, Dra.Hj. Sitti DS., MM. konsep dasar bimbingan kelompok. Bandung: PT. Refika Aditama

Tidak ada komentar: