Resume
Materi Bimbingan Konseling Kelompok
Bab
4
Jenis
–Jenis Kelompok Dan Aspek Psikologis

Dosen
pengampu :
Dra.
Hj. Sitti hartinah DS., MM.
Oleh
:
Mochammad
Ali Sadikin (1114500006)
Bimbingan
Konseling semester 3A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kelompok sosial adalah himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih
dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara
kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial
antara individu dengan kelompok.
Kelompok sosial dapat berupa
kelompok sosial primer dan kelompok sosial sekunder. Sedangkan komunikasi
sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social primer
dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk
mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga.
Sedangkan kelompok sosial primer adalah kelompok besar didasarkan pada
kepentingan yang berbeda. Proses yang membentuk terjadinya kelompok
sosial meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar
pembentukan kelompok sosial.
Setiap masyarakat manusia selama
hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan
yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan
yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan
yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat
ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan
masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku
organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok
sosial dan sebagainya.
B. Rumusan
masalah
1. Apa
saja jenis-jenis kelompok?
2. Bagaimana
ciri karakteristiknya?
3. Aspek-aspek
psikologis apa yang terdapat pada sebuah kelompok?
C. Tujuan
Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah :
a. Untuk
memenuhi tugas resum mata kuliah bimbingan konseling kelompok
b. Sebagai
sumber belajar
c. Memberikan
informasi seputar jenis-jenis kelompok
d. Untuk
mengetahui aspek-aspek psikologis kelompok
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis
kelompok
Jenis-jenis kelompok dibedakan atas beberapa
klasifikasi yang umumnya dipakai yaitu klasifikasi dua tipe. Klasifikasi
tersebut berupa kelompok primer dan kelompok sekunder, kelompok sosial dan
psikologikal, kelompok terorganisasikan dan kelompok tidak terorganisasikan,
serta kelompok formal dan kelompok nonformal.
Dalam
buku Jane Warters, group guidance principles and practice (1998:10) yaitu:
a. Kelompok
primer dan sekunder
Kelompok primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya
sedikit, walaupun tidak setiap kelompok yang anggotariya sedikit adalah
kelompok primer. Hubungan antaranggota bersifat personal (saling kenal
secara pribadi) dan mendalam, diwarnai oleh kerja sama, sering bertatap muka
dalam waktu lama, sehingga terbangun keterlibatan perasaan yang dalam.
Tujuan berkelompok adalah membangun hubungan personal itu sendiri. Walaupun kadang
terjadi konflik, namun masing-masing anggota kelompok primer menunjukkan
perhatian yang tulus terhadap kesejahteraan sesama anggota. Jadi, hubungan
dalam kelompok primer bersifat informal,
intim/akrab, personal, dan total.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang jumlah anggotanya banyak. Hubungan
antaranggota bersifat impersonal (tidak saling kenal secara pribadi), lebih
diwarnai oleh kompetisi, jarang bertatap muka dalam waktu lama, sehingga tidak
terbangun hubungan yang emosional. Hubungan yang ada lebih bersifat fungsional, artinya orang bukan
dilihat dan segi “siapanya” melainkan lebih dilihat dan segi “apa kegunaannya”
bagi pencapaian tujuan kelompok.
Tujuan berkelompok adalah untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga kelompok
lebih berperan sebagai sarana bukan tujuan.
Hubungan
dalam kelompok sekunder bersifat
formal, impersonal, parsial, dan dilandaskan pada kemanfaatan kelompok semata.
b. Sociogroup
dan psychogroup
Dalam kelompok yang
pertama tekanannya terletak pada hal yang harus dilakukan bersama, dalam
kelompok yang ke dua tekanannya terletak pada hubungan antarpribadi. Namun,
tekanan itu dapat bergeser sehingga suatu sociogroup
dapat menjadi suatu Psychogroup
dan sebaliknya, bahkan dalam kelompok yang sama tekanannya kadang-kadang
diberikan pada tugas yang dikerjakan, dan pada lain waktu unsur kebersamaan
lebih diutamakan. Dalam kelompok atau group yang dibentuk untuk kepentingan
kegiatan bimbingan, pembedaan antara kedua kedua macam kelompok itu tidak
sebegitu tajam karena, disamping mengusahakan sesuatu bersama, pembinaan
hubungan antarpribadi juga harus diperhatikan.
c. Kelompok
terorganisasi dan kelomppok tidak terorganisasi
Kelompok terorganisasi
adanya diferensasi antara peranan -peranan kelompok yaitu yang dipegang oleh
anggota kelompok, sehingga terdapat suatu struktur, misalnya salah seorang
berperan sebagai pemimpin atau ketua. Struktur itu dapt bersifat sangat formal
dan kompleks, dapat pula berrsifat informal dan agak sederhana. Dalam kelompok
yang tidak terorganisasi setiap anggota bergerak lepas yang satu dengan yang
lain.
d. In
group dan out group
Dalam kelompok yang
pertama para anggota merasa terikat antara satu sama lain dan menunjukkan
loyalitas satu sama lain. Anggota out
group adalah mereka yang bukan anggota kelompok tertentu , diantara mereka
tidak terdapat rasa loyalitas, rasa simpati, dan rasa ketertarikan, bahkan
mungkin terdapat rasa antipati dan rasa benci. Kelompok yang dibentuk untuk kepentingan
kegiatan bimbingan tidak mengikuti pola pembedaan ini karena kelompok/gabungan
itu tidak pernah boleh menghasilkan perbedaan tajam
e. Kelompok
yang keanggotaannya bebas serta atas dasar sukarela dan kelompok yang
keanggotaannya diwajibkan
Diantara kelompok yang
dibentuk untuk kegiatan bimbingan ada yang dibentuk atas dasar sukarela,
misalnya kelompok konseling, dan ada yang dibentuk atas dasar kewajiban sebagai
siswa yang bersekolah di instusi pendidikan tertentu dan keluarga. Misalnya
satuan kelas pada waktu tertentu menerima bimbingan karir. Namun, unsur
kewajiban harus diperlunak dan tenaga bimbingan harus berusaha supaya para
siswa bersedia mlibatkan diri dalam kegiatan bimbingan demi kepentingan mereka
sendiri, sehingga tidak dirtasakan adanya beban kewajiban.
Terdapat tiga alasan
seseorang bersedia memasuki sutu kelompok secara sukarela:
1. Dalam
kelompok tersebut dapat dicapai tujuan atau kepentingan pribadi yang penting,
misalnya kedudukan dan penghargaan.
2. Kelompok
tersebut menyajikan kegiatan-kegiatan yang menarik seperti diskusi, menjelaskan
alam, darmawisata, atau olahraga.
3. Dengan
memasuki kelompok tersebut, kebutuhan-kebutuhan tertentu dapat dimiliki seperti
kebutuhan untuk memliki dan dimiliki, dikenal orang lain, dan kebutuhan akan
rasa aman.
f. Kelompok
tertutup dan kelompok terbuka
Kelompok tertutup
terdiri atas mereka yang mengikuti kegiatan kelompok sejak permulaan dan tidak
menerima anggota baru dampai kegiatan kelompok berhenti. Kelompok terbuka
memungkinkan adanya orang keluar dan orang masuk selama kegiatan kelompok
berlangsung. Kelompok atau group kecil yang dibentuk dengan tujuan khusus
cenderung bersifat tertutup seperti kelompok konseling, sedangkan kelompok
besar lebih bersifat terbuka seperti, satuan kelas bila ada siswa baru masuk
B. Karakteristik
kelompok
Ada beberapa kelompok yang memiliki cirri khusus dan
dikenal dengan istilah-istilah tertentu, yaitu :
1. Kelompok
bimbingan (a group for guidance)
istilah ini khusus
digunakanv
di institusi pendidikan sekolah dan menunjuk pada siswa dan mahasiswa yang
dikumpulkan bersama untuk kegiatan bimbingan. Dalam hal ini, kelompok dapat
terdiri atas mereka yang sudah tergabung dalam suatu satuan untuk kegiatan
pengajaran, seperti satuan kelas tertentu, tingkatan kelas tertentu terdiri
atas berbagai satuan kelas dan senester yang mengikuti program studi tertentu.
2. Kelompok
konseling (counseling group)
istilah ini tidak hanyav
digunakan di institusi pendidikan sekolah, tetapi di Indonesia saat sekarag
hanya digunakan oleh jajaran tenaga bimbingan pada jenjang pendidikan menengah
pada perguruan tinggi. Kelompok ini dibentuk untuk keperluan konseling dibawah
tanggung jawab seorang konselor professional.
3. Kelompok
–T (training group)
Dalam kelompok ini
perhatian difokuskanv pada proses kelompok itu sendiri dan
mencangkup studi tentang dinamika kelompok melalui pengalaman konkret dalam
interaksi satu sama lain di dalam kelompok. Karena metode yang digunakan adalah
refleksi atas pengalaman konkret dalam menjalani suatu proses kelompok
(laboratory method), kelompok semacam ini juga disebut laboratory- training
group; karena salah satu tujuannya adalah peningkatan kesadaran tentang
unsur-unsur dasar dalam berkomunikasi antarpribadi dan manusia.
4. Kelompok
pertemuan (acounter group)
Kelompok ini dirancang
untukv
memberikan pengalaman mendalam di dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Sehingga para anggota lebih paham akan diri sendiri dan akan keunikan orang
lain.
5. Kelompok maraton (marathon group)
Kelompok bertemu selama
satu dan duav
hari dalam kontak antarpribadi yang intesif dan terus-menerus, tanpa banyak
kesempatan beristirahat . Seluruh anggota kelompok mengadakan refleksi atas
diri sendiri, dengan melepaskan segal macam topeng dan usaha pertahanan diri.
Interaksi intensif dan kontnyu itu diharapkan membawa ora sampai menunjukkan
dirinya sebagaimana adanya. Kelompok ini tidak dirancang unuk diikuti orang
banyak. Kelompok terbentuk di institusi pendidikan untuk keperluan bimbingan
tidak pernah berupa suatu kelompok maraton.
6. Kelompok bantan diri (self-help group
Kelompok ini terdiri atasv
orang yang menyadari telah ketagihan obat bius dan/atau alcohol. Mereka
berkumpul bersama dengan orang yang senasib dan saling memberikan dukungan
dalam usaha melepaskan diri dari belenggu ketagihan. Kelompo ini kerap dipimpin
oleh orang yang pernah mengalami ketagihan dan telah berhasil melepaskannya
yang buruk itu.
7. Kelompok
terapi (therapy group)
Kelompok ini terduri
atas orang yangv mengalami gangguan serius dalam kesehatan
mental dan/atau menunjukan perilaku neurotic, bahkan mungkin psikotik. Kelompok
terapi beranggotaan terbatas dan dibentuk atas prakasa seorang ahli psikotropi
atau psikolok klinis, yang bertanggung jawab langsung terhadap proses terapi
dalm kelompok . Karena tujuan terapi dalam kelompok adalah perubahan dalm
struktur kepribadian para anggota
C. Aspek
psikologis kelompok
Peristiwa psikologis dalam kelompok meliputi
berbagai kehidupan peristiwa yang hampir selalu terjadi apabila dua orang atu
lebih berada dalam satu kelompok dan terjadi sebuah hubungan. Proses hubungan
dapat terjadi antara lain berupa:
1. Komunikasi
Secara psikologis,
komunikasi diartikan sebagai suatu peroses dimana seorang individu
(komunikatro) mentransformasikan stimulir (verbal) untuk memodifikasi perilaku
individu lain (audience) (hovland,1953).
Hubungan manusia
terjadi melalui pesan yang disampaikan, baik perilaku verbal maupun nonverbal.
Selain itu, perilaku sebagai pesan harus memenuhi dua syarat:
a. Harus
diobsesi oleh seseorang
b. Harus
mengandung makna
Dalam
analisis komunikasi, ruang lingkup yang dipelajari adalah:
a. Stuktur
sosial komunikan
b. Nilai
kebenaran ucapan
c. Katakata
sehubugan dengan suasaana percakapan
d. Latar
belakang kebudayaan
e. Kepribadian
dari komunikan
2. Konflik
Konflik merupakan suatu
proses yang terjadi a[abila perilaku seseorang terhambat oleh perilaku orang
lain atau oleh kejadian-kejadian yang berada di luar wilayah kendalinya. Selain
biasa terjadi di antara dua orang atau lebih, dalam sebuah organisasi-baik
organisasi formal mauoun informal- konflik bisa jga terjadi di dalam diri
seseorang, yaitu antara dua atau lebih kepentingan yang harus dipenuhi dalam
waktu atau kesempatan yang smaa-sama pentinganya harus diambil.
3. Kerjasama
Untuk mencapai
rfektifitas dan produktifitas sebuah kelompok atau tim kerja, diperukan suasana
yang solid dan kondusif untuk memungkinkan terjadinya proses kerjasama di
antara sesama anggotanya dalam mencapai tujuan kelompok
4. Rasa
percaya (trust)
Adanya rasa percaya
setiap anggota akelompok terhadap anggota lain meruakan salah satu ciri
kelompok yang efektif. Di dalam kelompok terdapat empat bentuk rasa percaya,
yaitu :
1) Rasa para angota kelompok pada pimpinannya
2) rasa percaya
terhadap anggota kelompok
3) rasa percaya antar
sesama angaaota kelompok secara individual
4) rasa percaya setiap
anggota kelmpok terhadap kelompok lain sebagai satu kesatuan
5. Keterbukaan
(Openess)
Keterbukaan adalh suatu
skap dalam diri seseorang yang merasakan bahwa apa yang siketahui orang lain
ltentang dirinya bukan;ah suatu ancamanyang akan membahayakn keselamatannya. Ia
tidak merasaa perlu menyembunyikan sesuatu dalam dirinya, baik yang berhubungan
dengan kepentingan orang lain maupun yang tidak berhubungan ddengan kepentingan
rang lain tersebut.
6. Realisasi
dir/ perwujudan diri
Perwuudan diri
merupakan salah satu bentuk ikebutuhan manusia. Maslow menyebutkan sebagai
tingkat kebuthan yang pealing dan paling sukar diidentifikasikan kearena setiap
orang akan berusaha memenuhi kebutuhan yang satu ini denga caranya
masing-masing (hersey dan blanchard, 1982).
7. Saling
ketrgantungan
Saling ketergantungan
merupakan kondisi mental anggota kelompok dengan saling mengandalkan anggota
lain dalam melakukan realitas sosial di dalam kelompoknya (Schachter, 1951).
Menurutnya, kondisi saling ketergantungan ini dipengaruhi oleh tiga variabel :
a. Cohesiveness
atau ikatan anter individu
b. Ketersangkut
pautan
c. State
pinion atau pernyataan pendapat
Ketergantungan
ini depengaruhi oleh perbedaanperbedaan yang terjadi diantaranya.
8. Umpan
balik
Penggunaan umpan balik
merupakan suatu caara untuk menjelaskan salah pengertian dalam hubungan yang
penting diantara dua individu yang berinteraksi (bunker, 1992). Selanjutny
dikatakan bahwa sumber ketegangan dalam hubungan antara dua orang individu
adalah adanya:
1. Perbedaan
kepentingan
2. Salah
pengertian terhadap periaku pihak lain
9. Kelompok
yang efektif atau yang kurang efektif
-
Kelompok efektif
Dalam sebuh kelompok
yang efekif dapat kita saksikan adanya kaategori perilaku anggota kelompok,
yaitu:
1. Perilaku
yang berorientasi pada tugas
Selalu berupaya
mengingatkan dan mengajk anggota kelompok untuk mewujudkan pencapaian tujuan
organisasi.
2. Perlaku
yang berorientasu oada oemeliharaan hubungan anggota kelompok.
Selalu berupaya
mengingatkan dan mengajak anggota kelompok untuk mempertahnkan keutuhan
kelompok.
-
Kelompok kurang efektif
Dalam sebuah kelompok
yang kurang efektif, dapat disaksikan perilaku anggota yang berorientasi pada
diri sendiri. Nemun, adakalanya perilaku tersebut tidak selamanya jelek,
terkadang ada yang bermanfaat, antara lain:
1. Untuk
menguji agar keputusan kelompok betu;-betul melalui suatu keputusan kelompok
2. Dalam
proses dinamika kelompok, perilaku berorientasi pada diri sendiri tersebut
justru menjadi bahan pembelajaran yang baik untuk anggota kelompok.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Setiap masyarakat manusia selama
hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan
yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan
yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan
yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat
ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan
masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku
organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial
dan sebagainya.
Jenis-jenis
kelompok dibedakan atas beberapa klasifikasi yang umumnya dipakai yaitu
klasifikasi dua tipe. Klasifikasi tersebut berupa kelompok primer dan kelompok
sekunder, kelompok sosial dan psikologikal, kelompok terorganisasikan dan
kelompok tidak terorganisasikan, serta kelompok formal dan kelompok nonformal.
Dalam
buku Jane Warters, group guidance principles and practice (1998:10) yaitu:
a.
Kelompok primer dan sekunder
b.
Sociogroup dan psychogroup
c.
Kelompok terorganisir dan tidak terorganisasi
d.
In group dan out group
e.
Kelompok yang keanggotaanya bebas serta
atas dasar sukarela dan kelompok yang keanggotaanya diwajibkan
f.
Kelompok tertutup dan terbuka
Ada
beberapa kelompok yang memiliki cirri khusus dan dikenal dengan istilah-istilah
tertentu, yaitu :
a.
Kelompok bimbingan (a group of guidance)
b.
Kelompok konseling ( counseing group)
c.
Kelompok0T (training group)
d.
Kelompok pertemuan (encounter group)
e.
Kelompok maraton (marathon group)
f.
Kelopok bantuan diri (self-help group)
g.
Kelompok terapi (therapy group)
Peristiwa
psikologis dalam kelompok meliputi berbagai kehidupan peristiwa yang hampir
selalu terjadi apabila dua orang atu lebih berada dalam satu kelompok dan
terjadi sebuah hubungan. Proses hubungan dapat terjadi antara lain berupa:
1.
Komnikasi
2.
Konflik
3.
Kerjasama
4.
Rasa Percaya
5.
Keterbukaan
6.
Realisasi diri/perwujudan diri
7.
Saling ketergantungan
8.
Umpan balik
9.
Kelompok yang efektif atau yang kurang
efektif
Daftar
Pustaka
Hartinah, Dra.Hj. Sitti DS., MM.
konsep dasar bimbingan kelompok. Bandung: PT. Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar